Sopir Grab Cium Bibir Penumpang, Begini Fakta Sebenarnya

Mobil Grab
Sumber :
  • Instagram/@grabid

VIVA – Kasus dugaan pelecehan terhadap penumpang Grab Car kembali terjadi. Di media sosial, viral kisah perempuan pengguna Grab Car yang dicium bibirnya oleh pengemudi saat perjalanan dari Manggarai ke Central Park Mall, Jakarta.

Danramil Aradide Korban Tewas Penembakan OPM Dimakamkan di Nabire

Seorang teman korban memviralkan kisah tersebut di media sosial dan menjadi pembahasan ramai warganet. Sebab pelecehan pengemudi transportasi online ke penumpang perempuan sudah berkali-kali terjadi. 

Merespons viralnya kisah tersebut, Grab Indonesia langsung turun tangan menyelidiki kasus dugaan pelecehan tersebut. 

Arus Balik Lebaran, Baru 27 Persen Kendaraan Pribadi Kembali dari Sumatera ke Jawa

Dalam keterangan tertulisnya, Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar, menuturkan, pada 6 Oktober 2018, Grab menerima informasi salah satu mitra pengemudi Grab Car, diduga telah mencium bibir penumpangnya di Jakarta.

Kemudian Grab Indonesia memanggil mitra pengemudi dan penumpang yang menjadi korban tersebut. 

Arus Balik Lebaran, KCIC Prediksi Penumpang Kereta Cepat Whoosh Capai 20 Ribu Hari Ini

Mediko menjelaskan, Grab mengontak korban tersebut mengingat yang bersangkutan tak melaporkan resmi ke Grab, namun teman sang korban yang melaporkan di media sosial. 

Grab meminta korban untuk datang ke kantor Grab, namun korban menolak. Akhirnya Grab menggali keterangan dari korban melalui telepon. 

Selain itu, Grab memanggil mitra pengemudinya yang langsung datang ke kantor. Dalam pengakuan kepada Grab, sang mitra pengemudi membantah apa yang dituduhkan korban. Mitra pengemudi merasa tak melakukan pelecehan yang dimaksud.

Namun, Grab tetap memberi penindakan. Mitra pengemudi tersebut menandatangani surat pernyataan dan mendapat sanksi dalam bentuk suspend sementara. 

"Kemudian hasilnya kami sampaikan ke korban, dan pelanggan menerima penindakan tersebut. Dan meminta jangan sampai hal seperti ini terulang kembali," jelas Mediko kepada VIVA.

Mediasi

Selain menyampaikan hasil penindakan, Grab siap memediasi mitra dengan korban, dalam bentuk mediasi langsung atau tidak langsung. Namun hingga saat ini penumpang yang bersangkutan masih menolak untuk bertemu walaupun telah menerima penjelasan dengan baik dari Grab Indonesia.

Soal langkah mediasi ini mendapat kritikan keras dari warganet di Instagram. Mempertemukan mitra pengemudi dan korban dinilai langkah yang konyol dan tak seharusnya. Sebab umumnya korban pelecehan akan merasa trauma untuk bertemu dengan pelaku.

“Gila. "Mediasi"? Oh mungkin maksudnya jalur damai, cara kekeluargaan gitu wkwkwk. Kalau benar-benar peduli sama keamanan dan kenyamanan penumpang, bantu dan dukung usut. Sikap seperti ini memalukan sekali @grabid,” tulis akun trszheng.

"Kami mediasi ini tujuan utamanya bukan mau mengonfrontasi ya. Kami malah siap melaporkan ke polisi asal ada kemauan dari korbannya. Kami siap memfasilitasi kalau mau laporkan ke polisi," ujar Mediko. 

Namun nyatanya, kata Mediko, sejauh ini korban cuma puas dengan penjelasan dan penindakan dari Grab Indonesia. Korban tak mau mediasi langsung atau tak langsung. Korban juga tak menyampaikan ingin melaporkan ke polisi. 

Untuk nasib mitra pengemudi yang kena suspend sementara, Mediko menuturkan belum tahu sampai kapan hukuman itu berlaku. Menurutnya, kebiasaan yang sudah terjadi, suspend berlangsung sementara sampai beberapa waktu tertentu. 

"Nanti kalau sudah (masa suspend) akan diaktifkan kembali," tuturnya. 

Mediko menegaskan, Grab berkomitmen dalam membuat perjalanan aman dan lancar. Grab menjalankan pemantauan ketat dan memastikan tingkat keselamatan yang tinggi bagi para penumpang dan mitra pengemudi. 

Grab menyediakan beberapa fitur keamanan di antaranya yakni ‘Share My Ride’, tombol darurat bagi penumpang, fitur selfie authentication, uji coba fitur kamera keamanan, tombol darurat bagi mitra pengemudi Grab Car.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya