Gandeng 8 Universitas, Huawei Ingin Bawa Mahasiswa Indonesia ke Global

Kerja sama Huawei dengan 8 universitas di Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Perusahaan teknologi China, Huawei, meluncurkan program kerja sama dengan delapan universitas di Indonesia. Bukan hanya level nasional, namun Smartgen juga menemukan para mahasiswa pada level global.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

"Tidak hanya kompetisi nasional, tapi membawa para mahasiswa Indonesia ke tinggal global," kata Vice President Public Affairs & Communications Huawei Indonesia, Selina Wen di Jakarta, Selasa, 9 Oktober 2018.

Selain itu program ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa menjadi ahli di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi/Information and Communication Technology) dalam 10 tahun ke depan.

Pasca Putusan MK, Pengamat Nilai Relasi Ini yang Bisa Membuat PDIP Gabung ke Prabowo

Universitas yang ikut dalam program tersebut adalah ITB, Unpad, UI, ITS, UGM, Undip, Universitas Telkom, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Salah satu bagian dari Smartgen adalah kompetisi Nasional TIK yang diselenggarakan November 2018 mendatang dan finalnya satu bulan kemudian. Pemenang untuk level nasional akan berkompetisi di tingkat Asia Pasifik Maret 2019.

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

Nantinya, setelah Asia Pasifik, akan ada kompetisi global TIK tingkat global Huawei. Acara tersebut akan diselenggarakan pada Mei 2019 di China.

Adapula sejumlah kegiatan seperti Tech day untuk transfer pengetahuan masing-masing kampus. Selain itu program sertifikasi juga akan hadir dengan nama Huawei Authorized Information Network Academy atau Haina.

Kesempatan untuk magang di kantor Huawei juga dibuka lebar saat Smartgen ini berlangsung. Pemerintah Indonesia turut mendukung acara tersebut.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdiktik, Muhammad Dimyati, mengatakan bahwa kerja sama ini sangat baik. Salah satunya mendukung untuk orang Indonesia bisa lebih berperan di bidang TIK.

"Peneliti muda di dunia IT menjadi pelaku sekaligus juga penyedia dan pembuatnya. Kita alami selama ini cenderung mabuk tergantung pada TIK luar. Kita juga dicekoki slogan dari luar lebih bagus itu juga sangat mengganggu," kata Dimyati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya