Sukses Serang Server Musuh, ITB Juara Cyber Jawara 2018

Tim JAV ITB juarai Cyber Jawara
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Tim JAV yang beranggotakan tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung atau ITB, berhasil mempertahankan gelar Cyber Jawara 2018 dalam laga final di CodeBali, Kamis malam 12 Oktober 2018.
    
Tim yang beranggotakan Jason Jeremy Iman, Aufar Gilbran dan Muhamad Visat Sutarno itu sejak awal ronde sudah agresif menyerang pertahanan 17 server yang dikawal tim lain. JAV berhasil mengumpulkan poin terbanyak 7.351, bahkan mampu menyerang dengan sukses beberapa server rivalnya sebanyak 2.266 kali. 

Tim Saber Pungli Depok Beraksi, Amankan 4 Orang dari Terminal Depok

Sang juara, JAV akan mewakili Indonesia ke kompetisi tingkat Asia Tenggara di Bangkok pada Desember 2018. Jika kembali merebut gelar juara di ajang regional tersebut, JAV akan maju ke kompetisi keamanan siber tingkat dunia di Tokyo, Jepang dan Las Vegas, Amerika Serikat.

"Harusnya kami lebih siap setelah pengalaman kompetisi tahun lalu di Bangkok dan Tokyo,” kata Visat yang kini sudah lulus dari ITB dan bekerja di start up Bukalapak, Jumat 12 Oktober 2018.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital"

JAV berhasil mengungguli tim asal Universitas Indonesia, Arkavidia 9 yang dalam laga final mampu menjadi tim terbaik dalam bertahan karena sukses menggagalkan 131 serangan. Namun hal itu hanya bisa mengantarkan Arkavidia 9 di posisi runner up dengan skor 6.775.

Sementara posisi ketiga diraih tim CUM dari ITB yang baru pertama kali ikut kompetisi ini dengan skor 5.220. Posisi keempat ditempati tim Cakrabyuha dengan skor 4.708 yang dua anggotanya adalah mahasiswa STMIK STIKOM Bali yakni Ida Bagus Budhantara dan I Ketut Pasek Asmarajaya.

Ian Wright Sebut 2 Pemain Ini Dibutuhkan Arsenal untuk Taklukkan Bayern Munich, Siapa Mereka?

Salah satu kejutan adalah tim Rules of Pwning yang beranggotakan pelajar dari SMKN 1 Dompu, SMKN 2 Surakarta dan SMKN 12 Kabupaten Tangerang. Mereka berhasil mengumpulkan skor 3.821 dan menduduki posisi kelima, mengalahkan tim lain dari ITB, UI, UGM, IPB, Universitas Bina Nusantara, Universitas Gunadarma, bahkan dari Pusdatin TNI dan TNI AL. 

"Kami berangkat dari komunitas, lalu dari situ kita coba untuk terus ikut kompetisi-kompetisi sejenis", kata Muhamad Alifa Ramadhan, siswa SMK 12 Kabupaten Tangerang yang masih berusia 17 tahun.

Potensi solusi

Kemampuan anak-anak muda menguasai dunia siber sangat menjanjikan dan bisa menjadi stok keras pemerintah Indonesia menghadapi tantangan industri digital ke depan.

"Anak-anak muda yang menguasai dunia siber menjadi salah satu kunci pengoptimalan teknologi Internet of Things bagi berlanjutnya pembangunan industri digital 4.0 di Indonesia,” kata Ketua ID/SIRTII BSSN, Rudi Lumanto. 

Menurut Rudi, jika institusi yang mengawal dunia siber Indonesia tidak digawangi oleh mereka-mereka yang paham dan memiliki kapabilitas, maka bencana siber hanya tinggal menunggu waktunya saja.

"Serangan-serangan pihak-pihak yang memiliki niat jahat dari tahun ke tahun selalu meningkat secara jumlah dan kualitasnya. Sementara kondisi manajemen dunia siber di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara negara-negara tetangga dan dunia. Anak-anak muda seperti mereka inilah yang harusnya segera dirangkul oleh negara dengan cara yang kreatif,” kata Rudi.

Sejauh ini, mayoritas para mantan peserta kompetisi Cyber Jawara, direkrut perusahaan-perusahaan industri digital mancanegara. Mereka memang menawarkan fasilitas dan jenjang karier yang sangat menjanjikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya