GKR Hayu Bahas Digitalisasi Keraton Yogya di Pameran Kemenristekdikti

Pameran I3E yang digagas oleh Kemenristek Dikti
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA – Hari ketiga pelaksanaan Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) yang digagas oleh Kemenristekdikti yang berlangsung di Jogja City Mall diisi dengan talkshow terkait penggunaan teknologi informasi di Keraton Yogyakarta dengan menghadirkan pembicara GKR Hayu, putri ke-4 Sri Sultan HB X.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Dalam talkshow yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, istri dari KPH Notonegoro ini mengungkapkan Keraton Yogyakarta tak bisa lepas dari kemajuan teknologi informasi seperti penggunaan Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube untuk memberikan informasi terkait berbagai kegiatan yang ada di Keraton Yogyakarta kepada masyarakat luas bahkan dunia internasional.

"Kita tidak bisa lepas dari teknologi informasi, zaman digitalisasi, Keraton Yogya juga harus mengikuti perkembangan zaman," ujar GKR Hayu, Sabtu, 27 Oktober 2018.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Sejak dipercaya menjadi Tepas Yekti Keraton Yogyakarta, segala acara kebudayaan dan tradisi tak lepas dari pantauan dirinya bahkan sampai hal-hal yang terkecil.

"Saya kemudian melakukan inovasi namun demikian tanpa melupakan kebudayaan yang ada di Keraton Yogyakarta," ujarnya.

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

Teknologi, kata GKR Hayu, hanya alat, sedangkan inovasi adalah jalan saja. Oleh karenanya, berbagai kegiatan budaya keraton yang memanfaatkan teknologi juga harus menyesuaikan dengan budaya yang ada.

"Kita tidak mau ikut kebarat-baratan atau yang lainnya. Kita menyesuaikan budaya yang ada di Keraton Yogyakarta," ucapnya.

Dengan penggunaan media sosial saat ini, banyak orang dari mancanegara yang mengetahui dan tertarik belajar budaya Keraton Yogyakarta, bahkan ada program magang bagi mahasiswa asal Amerika di Keraton Yogyakarta.

"Kita tidak hanya ingin orang asing tahu tari atau gamelan keraton saja, namun juga mereka bisa berpakaian cara keraton, menggunakan sanggul, dan lain-lainnya," ujarnya. (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya