Hadapi Gojek, Grab Emoh Perang Tarif

Presiden Grab, Ming Maa
Sumber :
  • www.grab.com

VIVA – Grab angkat bicara dengan makin mendekatnya Gojek mengaspal di Singapura. Grab memang mengakui datangnya kompetitor itu tak bisa dianggap enteng, sebab persaingan layanan berbagi tumpangan di Negeri Singa itu bakal makin sengit. 

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

Namun Grab tak ingin gegabah menghadapi Gojek. Aplikasi ini tak mau mengadang Gojek dengan mengumbar perang tarif. Grab memilih cara yang lebih aman, yakni meningkatkan layanan mereka dibanding mengumbar subsidi. 
 
"Kami tak meyakini subsidi bakal memenangkan pikiran dan perhatian pelanggan. Bukan dengan subsidi, tapi dengan memberikan produk dan layanan bagus kepada mereka," ujar Presiden Grab, Ming Maa dalam wawancara dikutip dari laman South China Morning Post, Senin, 29 Oktober 2018.

Maa menepis Grab ketar-ketir kedatangan Gojek di Singapura akan memengaruhi bisnis Grab di pasar kandang mereka. Alih-alih khawatir, Maa menegaskan, Grab malah bahagia dengan adanya persaingan di pasar tersebut. 

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Petinggi Grab lainnya juga mengatakan hal yang senada. Pendiri Grab, Anthony Tan dan Tan Hooi Ling mengaku menyambut baik kompetisi dengan Gojek. Bos Grab itu mengatakan, bukan kali ini saja Grab merasakan nikmatnya kompetisi. Grab pernah merasakan persaingan dan memetik pengalaman dengan Uber beberapa waktu, sebelum akhirnya Grab mengakuisisi operasional Uber di pasar Asia Tenggara. 

"Kompetisi bagus untuk industri dan kompetisi membuat kami lebih kuat dan membantu kami mengembangkan layanan dan produk yang lebih baik," jelas Tan. 

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Maa menegaskan, Grab menyambut kompetisi dengan Gojek, namun tak ingin gegabah. Grab belajar dari pengalaman perusahaan lain yang salah mengelola kompetisi dengan langkah yang terlihat mantap namun sejatinya semu. 

"Ketika kamu lihat kompetisi, banyak dari mereka yang terlibat mengambil jalan pintas karena ingin mengejar metrik untuk menunjukkan seberapa cepat mereka tumbuh, namun jalan pintas adalah penipuan," ujar Maa. 

Grab mengatakan, siasat jalan pintas memang menggiurkan untuk cepat bisa unggul dengan kompetitor, namun perusahaan berbasis di Singapura ini enggan mengambilnya. 

"Jalan pintas memang menggoda untuk dilakukan, namun kami tak melakukan itu," tegasnya.

Untuk mengembangkan layanan yang menarik bagi pelanggan, Grab mengaku mendapatkan sokongan investasi dari investor. Maa mengungkapkan Grab saat ini berada pada jalur yang tepat untuk mendapatkan suntikan US$3 miliar sampai akhir tahun ini dari investor kelas kakap. Di antara deretan investor yang dimaksud yakni SoftBank, Toyota Motor Corp dan Microsoft. 

Selain suntikan dana, Grab rajin bekerja sama dengan mitra untuk menguatkan layanan dan ekosistem. Teranyar, Grab menggandeng Mastercard untuk perluasan layanan pembayaran mereka.

Kerja sama dengan Mastercard yang terjalin pekan lalu itu bisa membantu merekatkan pelanggan. Grab bisa menawarkan 110 juta pelanggan mereka kepada opsi menggunakan layanan Mastercard. 

Targetnya dengan kerja sama ini, Grab memudahkan pengguna untuk menggunakan layanan Grab lebih mudah. Penerapan kerja sama ini akan dieksekusi pada kuartal pertama 2019 di Singapura dan Filipina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya