Gara-gara Pengemudi Culas, Grab Perketat Rekrutmen Mitra

Ilustrasi pengemudi Grab
Sumber :
  • Instagram/@grabid

VIVA – Penyedia layanan transportasi daring, Grab pada Senin 29 Oktober kemarin didemo oleh sejumlah pengemudinya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Aksi demonstrasi mitra pengemudi tersebut bahkan berlangsung ricuh karena pengemudi mendesak masuk ke dalam kantor. Grab menegaskan tak akan memberi tempat bagi pengemudi yang curang atau culas dalam menjalankan layanannya.

Viral Perkelahian Ojol di Medan, Grab: Bukan Gara-gara Berebut Baterai Motor Listrik

Atas tindakan tersebut Grab Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi melalui posting blognya.

Grab tidak menoleransi segala bentuk kekerasan, mereka juga turut mendukung aparat kepolisian untuk mengendalikan situasi dan membubarkan massa yang beraksi secara anarkis.

Terancam Diboikot karena Dituduh Dukung Israel, Grab Bantah dan Donasi Rp3,5 M ke Gaza

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan, ada sekelompok pengemudi yang berusaha mendorong pengemudi lainnya untuk aksi anarkis.

"Mereka yang mengorganisir terindikasi telah diputus hubungan kemitraannya akibat tindak kecurangan, seperti melakukan pemesanan fiktif (order fiktif) dan melanggar kode etik keselamatan Grab," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa 30 Oktober 2018.

Presiden Grab Indonesia Didapuk sebagai Dewan Komisaris

Ia menegaskan, tidak akan menoleransi setiap tindakan kriminal yang dilakukan pengemudinya. Grab mengaku telah menerima banyak dukungan dari pelanggan maupun mitra pengemudi, untuk memecat pengemudi yang tidak jujur.

"Kami juga menjamin penghasilan driver tidak terpengaruh karena aksi dari mantan driver Grab ini. Prioritas utama kami adalah menjamin para penumpang dan mitra pengemudi kami merasa aman. Grab mendukung para mitra pengemudi yang bekerja secara jujur," ujarnya.

Karena kejadian ini, Grab semakin memperketat platformnya dari segala tindak kecurangan. Grab memperketat proses rekrutmen dan on boarding pengemudi untuk mencegah mereka yang curang untuk bergabung.

Sebelumnya Grab telah memberlakukan open suspend pada 2017. Sayangnya para pengemudi tidak mengindahkan dan malah mengulangi hal yang sama, sehingga akhirnya mereka diputus kemitraannya.

"Kami juga mengimbau para pendemo untuk tidak membahayakan penumpang dan masyarakat umum, meminimalisir gangguan bagi masyarakat luas, dan beralih mencari peluang baru lainnya untuk memperoleh penghasilan secara jujur," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya