CEO Google Jawab Protes Pelecehan Seksual: Minta Maaf Saja Tak Cukup

Kantor Pusat Google.
Sumber :
  • Instagram/@jnthe1

VIVA – CEO Google, Sundar Pichai, memberi tanggapan terhadap protes global yang dilakukan karyawannya melawan pelecehan seksual, baru-baru ini. Seperti diwartakan laman Hollywood Reporter, 1 November 2018, Pichai mengatakan pada Dealbook Conference, bahwa aksi karyawan itu membuat perusahaan menghadapi masa sulit.

Google Pecat 28 Karyawan Setelah Protes Terhadap Kontrak dengan Pemerintah Israel

"Jelas, ini adalah masa yang sulit. Ada kemarahan dan frustrasi di perusahaan. Kita semua merasakannya. Saya merasakannya. Di Google kami menetapkan standar yang tinggi dan kami tidak memenuhi harapan itu," katanya di New York City, Kamis lalu.

Ratusan karyawan Google di AS, melakukan aksi turun ke jalan. Mereka memprotes perusahaan dalam menangani tuduhan pelecehan seksual, terutama di tingkat eksekutif, yang dinilai kurang transparansi. Aksi tersebut juga diikuti oleh karyawan Google lain di seluruh dunia.

Google Plans to Charge for AI-powered Search Engine

Pichai mengatakan, penting bagi Google untuk mengakui dan meminta maaf atas tindakan yang mereka perbuat di masa lalu. Pihaknya bersedia menangani tuduhan pelecehan seksual itu, sekaligus memahami bahwa permintaan maaf saja tak cukup. "Kita harus menindaklanjuti dengan tindakan," tambah Pichai.

Aksi protes karyawan bermula dari laporan The New York Times, yang mewartakan Andy Rubin, mantan eksekutif Google yang membantu mengembangkan platform Android, menerima uang $90 juta pada tahun 2014, setelah penyelidikan atas tuduhan pelanggaran seksual.

Siap-siap, Berselancar di Mesin Pencari Google Tidak Gratis

Para pengunjuk rasa mendesak Google dan perusahaan lain untuk mengakhiri arbitrasi, ketika kasus pelecehan seksual atau diskriminasi muncul.

Dalam penampilannya di konferensi, Pichai bersikeras bahwa Google telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi perilaku seksual yang tidak senonoh di perusahaan sejak Rubin keluar pada tahun 2014.

"Biar saya jelaskan, insiden ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Kami selalu sebagai perusahaan, menarik garis yang jelas dalam perilaku yang tepat," katanya.

Sebelumnya, Rubin dituduh melakukan pelecehan seksual, dengan memaksa oral seks pada salah satu karyawan perempuan Google di tahun 2013. Seiring waktu, rupanya kasus tersebut hanya ibarat puncak gunung es. Kasus-kasus lain yang serupa juga ditemukan di perusahaan Google.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya