'Twitter Khusus Orang Rasis' Bisa Diakses Kembali

Media sosial Gab.
Sumber :
  • The Verge

VIVA – Media sosial yang dijuluki 'Twitter khusus orang rasis', Gab, kembali aktif kembali setelah satu minggu kehilangan pencatat domain dan layanan hosting. Situs ini juga diblokir oleh beberapa platform lantaran mengakomodir ujaran kebencian atau hate speech terhadap kaum Yahudi.

Di Balik Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki, Ini 5 Fakta 'Bapak Bom Atom' Robert Oppenheimer

Mengutip situs The Verge, Selasa, 6 November 2018, sejumlah platform yang memblokir Gab antara lain PayPal, perusahaan hosting Joyent, prosesor pembayaran Stripe, pencatat domain GoDaddy, platform blogging Medium, layanan e-commerce Shopify, sampai perangkat berbasis iOS dan Android.

Kini, Gab.com telah bermigrasi ke pendaftar domain baru, Epik, yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat. Dalam posting blog, Chief Executive Officer Epik, Robert Monster, menyatakan dukungannya untuk Gab dan mengkritik konsep sensor digital yang diterapkan platfrom lainnya.

Begini Kisah Seorang Pria Yahudi Masuk Islam Gegara Gamelan Indonesia

“Meskipun saya bukan pengambil kebijakan untuk menerima Gab, tetapi saya sangat berharap bisa bekerjasama dengan seorang bos yang dengan berani melakukan sesuatu yang sangat berguna," ungkap Monster.

Namun, Gab bukan satu-satunya situs yang baru-baru ini dituduh menutup mata terhadap pengguna yang berpotensi melakukan kekerasan di dunia nyata. Kasus bom Florida langsung menyasar ke sosok Cesar Sayoc yang diduga kuat sebagai pelaku bom lantaran memiliki banyak akun Twitter, dan ia mengirim tweet yang mengancam ke sejumlah politisi dan jurnalis.

Seruan Menteri Israel Provokasi Umat Islam, Serbu Masjid Al-Aqsha di 10 Hari Terakhir Ramadhan!

Pada dasarnya Gab serupa dengan Twitter. Media sosial yang diciptakan oleh Andrew Torba ini merupakan situs yang sering dipromosikan sebagai alternatif untuk Twitter bagi mereka yang dilarang dari Twitter atas ujaran rasisme atau pelecehan, seperti Alex Jones dari InfoWars.

Pengguna bebas melontarkan pesan kebencian tanpa khawatir akun mereka ditangguhkan alias suspend di media sosial ini. Tidak heran jika media sosial yang dirilis pada 2016 tersebut dijuluki 'Twitter khusus orang-orang rasis'.

Beruntung, Gab tidak pernah populer di Indonesia. Meski sedikit, namun pengguna Gab bisa dibilang loyal karena punya karakteristik yang tersegmentasi. Itulah yang membuat Gab tetap bertahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya