Cara Indosat Pagari Karyawannya dari 'Pembajakan'

Mantan Direktur Utama Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi (kiri) dan Chris Kanter (penggantinya).
Sumber :
  • VIVA/Siti Sarifah Alia

VIVA – Operator telekomunikasi PT Indosat Ooredoo Tbk akan fokus pada tiga hal, yaitu people, process, dan business, di bawah kepemimpinan Chris Kanter. Director and Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo, Irsyad Sahroni, menyebut bahwa saat ini fokus utama perusahaan adalah transformasi sumber daya manusia atau human resources transformation.

Indosat Siap Bantu Pemerintah Ciptakan 1 Juta Talenta Digital

"Kami percaya transformasi itu pusatnya di people. Harus ada employee value proposition," ungkapnya di Jakarta, Senin, 12 November 2018. Irsyad menambahkan jika karyawan harus bisa mengatakan kepuasannya menghabiskan atau menginvestasi waktu dengan pekerjaan. Selain itu mereka juga harus menyatakan berada di tempat yang tepat untuk berkarir.

Untuk itu salah satu yang dilakukan Indosat adalah melakukan pengembangan kemampuan SDM atau human resources development, yang berputar pada kebutuhan karyawan. "Harus terpusat pada karyawan. Kebutuhan orang berbeda," ungkapnya.

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Ia menyebutkan bahwa pengembangan SDM itu bukan hanya menggabungkan kepentingan pekerja dan bisnis. Padahal, karyawan juga penting dan bagian dari keberlangsungan bisnis perusahaan. Pada level manajemen, Irsyad mengaku Indosat saat ini berusaha membiasakan diri untuk menjadi human resources management.

"Kesalahan paling umum dalam pengembangan karyawan adalah selalu dipandang itu urusan human resources," ujar Irsyad. Ia mengatakan angka resign atau pengunduran diri karyawannya juga cukup tinggi, sekitar 4 hingga 5 persen, untuk pekerja dan bagi level manajer angkanya di atas 5 persen.

Pusat Komando Diaktifkan, 2 Ribu Petugas Dikerahkan

Irsyad pun memiliki tekad memperkecil angka tersebut di bawah 4 persen. Ia juga mengakui bahwa industri telekomunikasi sangat sempit dan menjadikan budaya 'membajak karyawan' atau istilahnya hijacking, sangat terkenal.

Ia tidak mau Indosat menjadi tempat membentuk talenta tapi tidak bisa menjaganya. "Tantangan terbesar industri pelakunya itu-itu saja. Hijack satu sama lain dengan menawarkan gaji yang tinggi," jelas dia.

Pusat Komando (Command Center) Indosat Ooredoo Hutchison/IOH.

Indosat Tetap Tenang meski Ada Lonjakan

Lonjakan ini telah diprediksi sehingga dapat diantisipasi.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024