Kominfo Ingatkan Jebakan Internet of Things

Ilustrasi Internet of Things.
Sumber :
  • www.pixabay.com/jeferrb

VIVA – Internet of Things atau IoT seharusnya bukan hanya persoalan konektivitas, tapi ada sesuatu yang lebih besar yaitu mengenai ekosistem dan juga bisnis modelnya. 

Demi Pasar, Hotel Kapsul Berbasis IoT di Jakarta Ganti Nama

"Sebelum banyak kita bicara soal teknis, yang saya butuhkan sekarang adalah konsultan untuk melakukan edukasi kepada semua sektor industri dengan IoT ini. Ini tahap awal paling penting," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail, di Jakarta, Selasa 27 November 2018. 

Menurutnya, konektivitas hanya masalah kecil dari penerapan IoT, membangun ekosistem itu yang paling sulit. 

Butuh Perjuangan untuk Mentransformasi Budaya ke Digitalisasi

Saat para pelaku industri di dalamnya sudah bisa diajak dan diubah, termasuk untuk bisnis modelnya, menurut Ismail, baru bisa beralih untuk fokus ke konektivitas. 

"Karena kalau teman-teman operator itu terjebak hanya dengan konektivitas ya begitu. Kami berharap jangan hanya terjebak dengan konektivitas karena alternatifnya banyak. Jadi yang perlu sekarang kita bangun ekosistem dulu," ujar Ismail.

Paundra Noorbaskoro, Gunakan Teknologi untuk Budidaya Udang Ramah Lingkungan

Ismail mengakui, tidak mudah untuk mengubah pola pikir yang sudah tertanam lama. Misalnya, suatu bisnis model telah digunakan bertahun-tahun oleh satu perusahaan untuk diubah akan sangat sulit. 

Selain mengubah pola pikir, Ismail juga menekankan soal penambahan digital talenta untuk teknologi informasi. Pada titik ini, pemerintah akan turut andil untuk bisa menambah sumber daya manusianya. 

Kominfo memiliki program beasiswa untuk talenta digital. Kursus singkat ini akan bersertifikat. Akan ada beberapa teknologi di dalamnya termasuk IoT, kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan juga Blockchain. Tahun depan, Kominfo berencana menjaring 20 ribu orang dalam program itu. 

"Hanya 20 ribu. Angka 20 ribu kalau di Indonesia itu kayak garam ketelen gitu saja di Indonesia," kata Ismail. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya