Balas Dendam Situs Porno karena Diblokir Starbucks

Ilustrasi menonton video porno.
Sumber :
  • Pixabay.com/Geralt

VIVA – Mulai tahun 2019, Starbucks akan memblokir situs porno yang diakses melalui WiFi gratis di kedainya. Terkait keputusan Starbucks itu, perusahaan film porno, YouPorn, tak tinggal diam. Mereka melancarkan balas dendam dengan melarang produk Starbucks di lingkungan kantornya.

Meriahkan Ramadan, Starbucks Luncurkan Stiker Drive-Thru Pertama di Indonesia

Dalam memo yang disampaikan pada karyawan, Wakil Presiden YouPorn, Charlie Hughes, dikutip dari Forbes, mengatakan, "Saya tidak dapat membayangkan akan ada seseorang yang berjalan di kantor, kemudian menampar latte dari tangan orang." Peraturan tersebut akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2019.

YouPorn adalah salah satu dari 200 situs web dengan akses tertinggi di dunia. Pihaknya belum memberi komentar soal tindakan melarang karyawan membawa Starbucks ke tempat kerja mereka.

Viral Antrean Mengular di Mal Demi Takjil Gratis Minuman Starbucks, Netizen Pro-Kontra

Sementara itu, alasan Starbucks memblokir situs porno dari WiFi mereka adalah untuk memastikan keamanan bagi semua pelanggan. Menurutnya, konten dewasa berpotensi menayangkan hal-hal yang mengerikan.

Laptop yang Bisa Menangkap Sinyal WiFi Ratusan Meter Dijual di Indonesia

"Untuk memastikan ‘Tempat Ketiga’ tetap aman dan ramah kepada semua, kami telah mengidentifikasi solusi untuk mencegah konten ini dilihat di toko kami dan kami akan mulai memperkenalkannya ke publik AS pada 2019," kata perwakilan Starbucks kepada Business Insider dalam email pada hari Rabu, 28 November 2018.

Langkah Starbucks memblokir situs porno sama dengan yang dilakukan restoran cepat saji McDonald's, Subway, dan Chick-fil-A, pada 2016 lalu. Kala itu, Starbucks sempat ikut berkomitmen melakukan pemblokiran, namun tak juga dilaksanakan. Pihaknya malah meluncurkan program sedotan kertas yang ramah lingkungan.

Hingga Kamis, lebih dari 26.000 petisi ditandatangani untuk menagih janji Starbucks tersebut. Organisasi Enough is Enough yang mengadvokasi internet ramah anak dan keluarga, ikut terlibat dalam upaya ini.

"Rupanya, Starbucks lebih peduli tentang memberikan sedotan kertas untuk melindungi lingkungan daripada melindungi anak-anak dan pelanggan di WiFi publik," seru salah satu petisi itu.

CEO Enough is Enough, Donna Rice Hughes, mengatakan, "Starbucks tidak akan mendapatkan tepuk tangan sampai mereka benar-benar menerapkan penyaringan Wi-Fi yang aman." (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya