- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Keberadaan teknologi generasi kelima atau 5G diyakini bisa membantu penetrasi penggunaan teknologi virtual reality atau VR lebih pesat. Hal ini karena konten yang ada di dalamnya akan melesat lebih jauh lewat sokongan jaringan 5G.
Team Manager Kovee Jaya Indonesia, Cho Sang In mengatakan, lewat jaringan 5G maka bisnis VR ikut tumbuh. Selain itu, Cho mengaku sudah bertemu dengan sejumlah pelaku usaha di industri VR di Indonesia.
Ia pun berharap agar Indonesia cepat menerapkan teknologi tersebut, karena Cho melihat perusahaan-perusahaan VR di Tanah Air mampu membuat konten sendiri.
"Contohnya Korea Selatan. Tahun ini internetnya akan ganti ke 5G. Kalau sudah ganti maka konten VR bisa melaju cepat karena sangat berat. Ini beda sama konten yang lain," kata Cho kepada VIVA, beberapa waktu lalu.
Ia juga mengaku akan menyiapkan konten dengan teknologi VR khusus untuk Indonesia di Kovee VR Theme Park. Tempat bermain dunia maya asal Korea Selatan ini memiliki sejumlah wahana yang menggunakan VR di dalamnya. Salah satunya K-Pop dan K-Drama.
"Targetnya semua orang. Karena di sini bukan K-Pop doang tapi ada edutech-nya seperti bagaimana cara berlindung dari gempa Bumi dan kebakaran. Semuanya pakai virtual reality," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Cho, juga ada konten game seperti bertarung dengan pedang siber dalam Beat Saber. Adapula Mortal Blitz, di mana pengunjung akan menggunakan perangkat VR lengkap dengan perangkat sensor sarung tangan, backpack PC, dan senjata.
Dalam permainan ini akan tersedia satu ruangan khusus untuk pemain bisa bermain dan menyerang para alien. Cara bermain di Kovee VR Theme Park adalah mengisi kartu anggota dan membayar Rp 100 ribu.
Lalu, mengisi saldo untuk bermain wahana. Harga bermain satu wahana berbeda. Mulai dari Rp29 ribu hingga Rp200 ribu. Cho mengatakan bahwa Kovee akan membuka dua cabang baru di tahun depan, yakni BSD City dan Kelapa Gading.
