Badan Siber: 36 Juta Malware Serang Situs Penting Indonesia

Kepala BSSN , Djoko Setiadi
Sumber :
  • Twitter/@BSSN_RI

VIVA – Kepala Badan Sandi dan Siber Negara, Djoko Setiadi menegaskan institusinya membantu Komisi Pemilihan Umum. Dengan proses perhitungan manual atau pun tidak, Badan Siber siap membantu mengamankan penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019. 

Pejabat Korsel, AS, dan Jepang Ngumpul di Washington, Bahas Ancaman Siber Korut

Djoko mengatakan, Direktorat Deteksi Ancaman BSSN mampu mendeteksi ancaman siber sepanjang 2018. Dengan deteksi ini dia mengharapkan juga semua pihak bisa memahami pergeseran perilaku serangan siber. Badan Siber telah mendeteksi jumlah serangan sepanjang Januari hingga Oktober 2018, terjadi 207,9 juta serangan. 

Serangan paling banyak selama 2018 itu adalah melalui trojan. Sebanyak 36 juta aktivitas malware menyerang situs penting di Indonesia.

Serangan Hacker ke Perangkat Seluler Makin Ngeri, Lewat Iklan Pop-up

Djoko menuturkan, Badan Siber sudah pengalaman membantu KPU. Beberapa waktu lalu saat website KPU bermasalah, Badan Siber terjun membantu KPU. 

"Bahwa saat itu terjadi gangguan, kita secepat kilat berkumpul di suatu tempat membantu KPU. Begitu dengar ada gangguan segera melakukan pergerakan membantu bersama-sama," ujarnya di Jakarta, Rabu 12 Desember 2018. 

Indonesia Diserang 50 Juta Virus, Kaspersky Colek Badan Intelijen

Untuk pengamanan Pemilu, dia memastikan, akan ada koordinasi dengan penyelenggara Pemilu di tahun depan. Namun untuk pembagian kerjanya, Djoko mengaku belum bisa memastikannya. 

Menghadapi tahun politik tahun depan, Djoko mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk terus bekerja sama. Misalnya untuk ancaman black campaign, Badan Siber bakal menggandeng sejumlah pemangku kepentingan, misalnya Bareskrim. 

Sebagai persiapan, Badan Siber mengadakan Seminar Diseminasi Ancaman Siber Tahun 2018. Djoko menyatakan, acara ini juga sebagai cara mencari langkah mengamankan Pemilu 2019. 

"Justru seminar hari ini memperhitungkan langkah kita ke depan nanti untuk mengantisipasi apa-apa terjadi serangan apa yang harus dilakukan. Nanti kita bicarakan hari ini," ujar dia. 

Selain itu Djoko mengatakan seminar ini sebagai cara memperingatkan sektor pemerintah, informasi dan ekonomi digital untuk siap menghadapi ancaman siber. Dia mengharapkan, akan ada stabilitas keamanan di dunia siber saat Pileg dan Pilpres. (ali).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya