Saat Babinkamtibmas dan Netizen Kolaborasi Hadang Hoax

Deklarasi tolak hoax di Bale Pasundan Museum Bank Indonesia Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi

VIVA – Literasi digital saat ini menjadi hal penting untuk menghadang hoax yang subur muncul di media sosial. Literasi tersebut dipandang perlu dilakukan dari pusat sampai ke satuan kecil masyarakat.

Viral! Penampakan Buaya di Kecamatan Medan Labuhan, Ini Kata Camat

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, dalam literasi digital ini menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika. Satgas Nusantara bakal menjalankan literasi digital ini dari jajaran Mabes Pusat, Polres sampai ke tingkat kecamatan.

“Kami juga kumpulkan Babinkamtibmas dan komunitas netizen untuk memberitahu soal literasi digital. Sehingga berita hoax dan ujaran kebencian terkait SARA bisa kita minimalisir,” ujar Gatot dalam keterangannya, Selasa 18 Desember 2018.

Apes, Pelaku Curanmor di Medan Ditangkap Polisi Karena Ketahuan Jual Motor Curian di Medsos

Gatot mengatakan, bersama Kominfo juga berkoordinasi untuk memetakan daerah mana saja yang persebaran hoax-nya tinggi. 

Dalam pelaksanaan memberantas hoax di media sosial, Gatot menyadari, ada kemungkinan muncul konten atau narasi yang mengancam keutuhan masyarakat. Dalam hal menemukan konten seperti ini, Gatot menegaskan, Polri akan langsung turun tanpa melalui mekanisme prosedural.

Aura Kasih Mendadak Umumkan Rehat dari Medsos, Warganet Bertanya-tanya

“Tapi untuk hoax yang mengancam kesatuan dan persatuan bangsa, Polri tidak perlu mengadu ke Kominfo. Lalu Kominfo mengajukan lagi ke platform, maka waktunya akan panjang sekali, kita ingin cepat," ujarnya.

Dalam menangani hoax, menurutnya, perlu juga kerja sama dari masyarakat. Jangan cuma menggantungkan semuanya kepada pemerintah dan lembaga negara. Gatot menyoroti, pemilik platform media sosial wajib aktif menyaring konten hoax yang muncul.  

“Caranya regulasi. Jadi di undang-undang itu ada dewan yang menilai berita hoax yang membahayakan. Kalau dia (pemilik platform) tidak men-take down dalam waktu 24 jam, maka kasih denda saja,” katanya.

Gatot berpesan kepada pemuda dan mahasiswa untuk sebijak mungkin menggunakan media sosial. Dia mengharapkan, pemuda bisa menyaring segala informasi yang didapat apalagi sebaran hoax dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain berbicara tentang literasi digital dan bahaya penyebaran hoax, Gatot juga memaparkan tentang sejarah demokrasi dan peran pemuda di Indonesia. Selain itu, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri ini juga menjelaskan tentang potensi Indonesia untuk menjadi negara paling berpengaruh keempat di dunia.

Sebelumnya, Polri menyosialisasikan gerakan 'Saring sebelum Sharing' melalui acara senam yang digelar pada Oktober lalu. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan masyarakat dapat bijak dalam bermedia sosial.

Topik hoax menjadi salah satu fokus Rakornas dan Lokakarya Persatuan Gerakan Kebangsaan (PGK) yang diselenggarakan Satgas Nusantara. Acara nasional ini dihadiri oleh 270 generasi milenial dari 34 Provinsi. Forum ini diikuti oleh anak muda yang aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda, terutama kelompok Cipayung, yang mewakili seluruh provinsi dari Sabang sampai Merauke. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya