Berkat Limbah Kayu dan Tebu, NOES+ Juara Teknologi Pengawetan Ikan

Pemenang Innovation Challenge
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Sebuah kompetisi tingkat nasional, Innovation Challenge, telah mengumumkan delapan pemenang yang terbagi dalam empat kategori. Kompetisi ini merupakan lomba untuk mengurangi Post-Harves Loss (PHL) atau kerugian pasca-panen ikan laut segar.

Deretan Negara Penghasil Ikan Laut Terbesar di Dunia, Posisi Indonesia Membanggakan!

Seleksi telah dilaksanakan sejak November 2018 lalu dan ada sekitar 240 orang yang berpartisipasi. Adapun empat kategori pemenang ialah, transportasi dan distribusi, pengecer, sistem penyimpanan kecil dan bahan alternatif pengganti es.

Juara pertama diraih oleh NOES+, selanjutnya Prominator, lalu Maslaha, dan terakhir Portable Cool Box. Untuk gelar runner up diraih oleh Table Cooler, Pung Pung Ice dan Ice Gel Pampers, ALTIS 2, dan Sarana Display Pemasaran Ikan Segar.

Dukung Target Produksi KKP, Produsen Seafood Aruna Siap Perluas Pasar hingga Varian Produk

NOES+ diketahui menang karena memiliki inovasi menggantikan es dengan teknologi material PCMs (Phase Change Materials), yaitu menggunakan limbah kayu dan tebu agar kualitas ikan terjaga.

Lalu Prominator menggunakan armada roda tiga yang dilengkapi dengan boks penyimpanan dingin dan panel surya, sebagai solusi transportasi dan distribusi ikan bagi UMKM Indonesia.

Ekspor Perdana, Produk Perikanan Asal Sulawesi Tenggara Tembus Pasar Filipina dan Amerika

Sedangkan Maslaha mengganti es batu dengan bahan kimia food grade, tahan hingga 24 jam dengan suhu minus 27 derajat Celcius. Portable Cool Box menyediakan boks menggunakan larutan garam sebagai bahan pendingin.

"Setelah melihat banyaknya gagasan inovatif dari kompetisi ini, kami berharap para pemenang dapat memberikan dampak yang berkelanjutan dan terus mengembangkan teknologinya," ujar Ketua Forum Jejaring I-PLAN, Soenan Hadi Poernomo.

Pemenang pertama berhak membawa pulang uang tunai Rp30 juta, dan Rp20 juta untuk runner up. Khusus juara utama berkesempatan mendapatkan dana maksimal Rp1 miliar untuk uji coba di Surabaya dan Probolinggo menggunakan prototipe.

Mereka juga berkesempatan mengikuti program pelatihan yang diadakan Nanyang Technological University (NTU) di Singapura. Program ini akan fokus pada uji coba pasar dan komersialisasi.

"Kami sangat senang bisa bertemu dengan banyak inovator muda Indonesia dari berbagai latar belakang yang memiliki cara kreatif untuk mengatasi post-harvest loss," kata Soenan.

Kompetisi ini adalah hasil kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan didukung penuh oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sedangkan penyelenggara utamanya ialah GAIN (The Global for Improved Nutrition). (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya