LIPI Ingin Mitigasi Bencana Jadi Mata Pelajaran di Sekolah

Seorang bocah bermain dengan barang yang rusak diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Peneliti Bidang Ekologi Manusia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Deny Hidayati, mengatakan bahwa sosialisasi dan edukasi mengenai mitigasi bencana tidak bisa jika hanya dilakukan sekali saja atau dalam jangka pendek.

Wamenkeu Sebut Biaya Mitigasi Perubahan Iklim Capai Rp3.779 Triliun

"Kegiatan edukasi mitigasi bencana harus dilakukan secara terus-menerus, tidak bisa jika hanya dilakukan satu kali saja," katanya di LIPI, Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.

Indonesia merupakan negara yang banyak mengalami bencana. Untuk itulah pendidikan mitigasi harus membekas di masyarakat, agar mereka tahu apa yang harus dilakukan jika kerap terjadi bencana.

Ganjar Sebut Masyarakat Jawa Punya 'Ilmu Titen' untuk Mitigasi Bencana

Ia juga berharap edukasi ini bisa masuk ke dalam kurikulum pendidikan, disertai latihan dan simulasi. Berdasarkan pengalamannya saat melakukan penelitian di Jambi, Sumatera, sosialisai yang dilakukan dalam jangka pendek tidak begitu efektif.

"Pendidikan mitigasi bencana di sekolah itu penting, misalnya dengan materi yang dijadikan bagian dari mata pelajaran, atau dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler," ucapnya.

Rawan Bencana di Berbagai Daerah, Mensos Risma Perkuat Mitigasi

Setelah terjadi tsunami di Aceh, gempa Lombok dan Palu, berbagai instansi maupun pemerintah dengan sigapnya melakukan berbagai upaya. Namun upaya tersebut hanya sebentar diingat dan secara cepat dilupakan. (dhi)

Wapres KH. Ma'ruf Amin (Foto/Twitter/KH.Maruf Amin)

Instruksi Wapres Ma'ruf ke Pemda Antisipasi Risiko Terjadinya Bencana

Wapres Ma;ruf mengungkapkan, bencana yang menghantam Indonesia saat ini sulit diramalkan dan cenderung terjadi lebih awal.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2021