Hati-hati, Viral #10YearsChallenge Bisa Jadi Modus Penipuan

Foto #10yearschallenge Paul Pogba
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Tantangan #10yearschallenge sedang viral di media sosial. Pengguna Instagram, Twitter, maupun Facebook, beramai-ramai mengikutinya dengan mengunggah dua foto mereka sendiri yang berbeda 10 tahun.

TikTok Laporkan Sudah Take Down 10,8 Juta Hoaks terkait Pemilu 2024, Menurut Menkominfo

Para selebritis dunia pun tak ketinggalan, di antaranya Justin Bieber, Reese Witherspoon, dan pesepak bola Paul Pogba. Begitu pula bintang lokal Indonesia, seperti Maia Estianty dan Nikita Mirzani yang semakin memberi contoh pada penggemar untuk ikut melakukan hal serupa.

Sepertinya menyenangkan mengikuti tantangan ini. Dengan mengunggah foto jadul dan foto sekarang dalam satu bingkai, jadi bisa membuka memori masa lalu sekaligus menunjukkannya pada teman di media sosial.

Anang Hermansyah Ulang Tahun, Aurel Beri Ucapan Haru Bikin Nangis

Namun, pendapat pakar teknologi Paul Brislen berikut ini cukup mengejutkan. Seperti dilaporkan NZHerald, 16 Januari 2019, Brislen berbicara kepada presenter Newstalk ZB, Andrew Dickens tentang "permainan menyenangkan" yang bisa memaparkan pengguna pada pencurian identitas.

"Sembilan dari sepuluh itu scam. Seluruh dorongan dan alasan permainan atau teka-teki ini adalah untuk memberikan perusahaan akses ke informasi dan data Anda sehingga mereka dapat lebih memahami Anda dan jaringan Anda untuk memasang iklan pada Anda," kata Brislen.

Hyeri Akhirnya Klarifikasi Terkait Kontroversi Hubungannya dengan Ryu Jun Yeol dan Han So Hee

Scam merupakan modus penipuan dengan menyamar sebagai pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari korbannya.

"Siapa pun di industri teknologi informasi memiliki kemampuan untuk memulai permainan ini untuk menguji perangkat lunak baru," kata Brislen.

Meski tantangan 10 tahun sepertinya bukan masalah besar, dan seolah tak menimbulkan potensi bahaya bagi pengguna, perusahaan teknologi memiliki cara pandang yang lain terhadap konten tersebut.

Disebutkan Brislen, situs media sosial dapat menggunakan foto yang diposkan penggunanya untuk melatih algoritma perangkat lunak mereka dengan lebih baik, selain dimanfaatkan sebagai sarana mengidentifikasi pengguna.

"Untuk anak-anak saya atau orang tua saya yang tidak benar-benar ingin semua orang tahu di mana mereka berada, kemampuan ini menjadi ancaman bagi privasi mereka," kata Brislen.

Menurut Brislen, banyak orang awam ikut-ikutan tren tersebut tanpa memahami risikonya. (ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya