Menkominfo Sindir Pegawai Pilih Nomor 02, Begini Kronologinya

Menkominfo Rudiantara dalam acara di Senayan
Sumber :
  • Twitter/@kemkominfo

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sedang menjadi perhatian publik. Gara-garanya lontaran pertanyaannya terhadap salah satu ASN dalam acara internal Kominfo pada Kamis 31 Januari 2019 di Hall Basket Senayan, Jakarta.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Dalam acara tersebut Rudiantara dipandang menyindir pegawai Kominfo yang memilih pilihan bernomor 02 dengan meminta pegawai untuk mengaca diri siapa yang selama ini menggaji mereka. Lontaran tersebut dinilai menyinggung aspirasi dan pilihan politik pegawai Kominfo atas capres dan cawapres pilihan mereka. 

Dalam acara tersebut, Rudiantara memimpin pemilihan desain stiker sosialisasi Pemilu yang akan ditempelkan di lingkungan kantor, dengan skema pemungutan suara. Ada dua opsi desain yakni nomor 01 dan nomor 02. Pada awal pemungutan suara, Rudiantara sudah menegaskan pilihan desain ini tidak melambangkan aspirasi politik Pilpres, namun reaksi yang muncul malah mengarah dan menyinggung ke arah Pilpres.  

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Berkaitan dengan kontroversi tersebut, Plt. Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu menyampaikan klarifikasi atas peristiwa tersebut. 

“Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh,” jelas pria yang akrab disapa Nando tersebut dalam keterangan tertulisnya, Jumat 1 Februari 2019. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Berikut klarifikasi Kominfo atas pernyataan Menkominfo yang menimbulkan kontroversi:

1. Dalam salah satu bagian acara sambutan, Menkominfo meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara.

2. Semua berlangsung dengan interaktif dan antusias sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan dan menggunakan kesempatan itu untuk mengasosiasikan dan bahkan dapat disebut sebagai mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu.

3. Padahal sebelumnya, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung.

4. Dalam zooming video hasil rekaman, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu dan sekali lagi menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres.

5. Momen selanjutnya adalah upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo. 

6. Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?”. Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik.

7. Atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut, melainkan merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN.

8. Dalam penutupnya sekali lagi Menkominfo menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya