Gara-gara Unicorn, Suara Milenial ke Prabowo Berpotensi Tergerus

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Isu soal unicorn atau valuasi startup yang mencapai US$1 miliar menjadi salah satu bahasan yang menarik setelah debat capres kedua yang berlangsung Minggu malam 17 Februari 2019. Isu ini menarik lantaran saat Jokowi bertanya tentang strategi pengembangan unicorn, Prabowo menjawabnya dengan catatan kritis, yakni uang dari Indonesia bisa dibawa lari investor unicorn ke luar negeri.

Ogah Bawel soal Jatah Menteri PAN, Zulhas Pasrah ke Prabowo

Perbincangan mengenai unicorn menjadi tren percakapan di Twitter sehari setelah debat. Malahan topik ini diiringi dengan kemunculan tanda pagar yang menyindir Prabowo, #02GagapUnicorn. 

Pantauan analisis media sosial Drone Emprit menunjukkan topik unicorn ini 'dimakan' oleh warganet usai debat. Pendiri dan analis Data Drone Emprit, Ismail Fahmi mengungkapkan, pascadebat percakapan soal unicorn sangat pesat. Tercatat ada 96 ribu mention di Twitter dan 2,5 ribu di media online. Selain itu tingkat interaksi topik unicorn juga tinggi yakni 4,15 yang mana menggambarkan percakapan topik ini natural. 

KPU Undang Anies dan Ganjar Hadiri Penetapan Pemenang Pilpres 2024

Menariknya, tulis Ismail, isu topik unicorn di media sosial dan internet lebih didominasi oleh klaster pendukung kubu 01. Beberapa akun Twitter yang terdeteksi melambungkan percakapan soal unicorn yakni dua akun anak Jokowi yakni @Chilli_pari dan @kaesangp serta pemberitaan media online. Akun ini menjadi salah satu top influencer soal isu unicorn.

Ismail menuliskan, akun-akun tersebut masuk dalam klaster inti yang melambungkan percakapan soal unicorn. Topik ini makin bergaung dengan dukungan akun-akun di luar klaster inti yang turut meramaikan perbincangan soal unicorn

Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju

Ismail mengatakan kemunculan akun-akun lain selain top influencer membentuk klaster sendiri yang menyokong klaster 01. Ismail menduga munculnya klaster baru ini kemungkinan menyasar kalangan milenial. Jejaknya terlihat dari bahasan akun-akun pada kluater baru ini yang mengangkat topik ringan selama debat.

"Sementara kluster 02 tak terlalu besar bertahan menangkis serangan soal unicorn ini," tulis Ismail dalam analisisnya di Twitter dikutip Selasa 19 Februari 2019. 

Temuan menarik lainnya dari analisis Drone Emprit yakni soal interaksi unggahan soal unicorn dari top influencer dan klaster lain yang mendukung kubu ini. Rata-rata unggahan dari klaster ini menyindir komentar dan respons Prabowo soal pertanyaan Jokowi soal unicorn. Rata-rata postingan klaster ini mendapat ribuan retweet dan like di Twitter. 

Malahan kata Ismail, Drone Emprit menemukan, top tweet berdasarkan jumlah retweet banyak didominasi oleh kubu 01. Dari data ini, Ismail berpendapat jika tak ditangani secara tepat, isu unicorn ini berpotensi mengganggu suara anak muda ke Prabowo. 

"Kalau tidak ditangani dengan baik isu unicorn ini potensial menggerus suara milenial ke Prabowo," tulisnya. 

Dalam debat kedua dua hari lalu, Jokowi bertanya kepada Prabowo soal strategi pengembangan unicorn Indonesia.

Prabowo menuturkan, pada prinsipnya mendukung pengembangan unicorn Indonesia dengan memberikan fasilitas bagi platform penggerak ekonomi digital tersebut. Calon presiden nomor urut 02 ini berpandangan, perlu pengurangan regulasi kepada startup, supaya nanti unicorn yang muncul menjadi lebih berkembang. 

"Sekarang, ada tambahan-tambahan regulasi, ada tambahan-tambahan mereka mau dipajak rupanya dalam perdagangan online. Ini yang mereka juga apa mengeluh," ujarnya dalam debat. 

Menanggapi jawaban Prabowo, Jokowi menuturkan, pemerintahannya komitmen untuk menambah lagi lahirnya unicorn Indonesia. Saat ini, total ada empat unicorn Indonesia, yakni Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. 

Namun, Prabowo memberikan catatan penting atas tumbuhnya denyut unicorn di Indonesia. Menurutnya, jangan sampai pola disparitas kekayaan dalam negeri hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, yang mana kurang dari satu persen orang menguasai lebih dari setengah kekayaan Indonesia.

Pabowo mengkhawatirkan, jangan sampai jika muncul unicorn baru, malah membuat uang dalam negeri lari keluar negeri. 

"Jadi, kalau ada unicorn-unicorn ada teknologi hebat, saya khawatir ini nanti mempercepat nilai tambah dan uang-uang kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatir ya silakan Anda ketawa tapi ini masalah bangsa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia," ujar Prabowo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya