Era Industri 4.0, Robot Secanggih Apapun Tetap Tak Punya Hati

Ilustrasi Revolusi Industri 4.0.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Indonesia mulai bergerak ke Revolusi Industri 4.0. Kota Makassar salah satu yang telah mengimplementasikan konsep smart city

Rektor IPDN Mendorong Kesiapan Hadapi Revolusi Industri

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan pemerintahannya membuat smart city dengan sentuhan manusia. Dia mengatakan, tidak bisa meninggalkan keterlibatan manusia di dalamnya. 

"Tidak meninggalkan kultur kita. Karena robot secanggih apapun tetap tidak punya hati," ujar dia di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019. 

'Smart Mining' di Industri Pertambangan

Dia mengatakan smart city adalah mengenai menghubungkan orang banyak. Dia menyebutkan smart city sebagai konsep high touch high tech

Konsep sentuhan manusia ini diterapkan Makassar dalam bidang kesehatan. Berbentuk home care, dalam waktu 15 menit dokter harus datang ke rumah dan juga memiliki sejumlah alat medis serta alat yang bisa mengirimkan data kepada dokter spesialis. Nantinya dokter yang datang bisa langsung menangani masyarakat yang sakit tersebut. 

Dunia Terus Berubah, Inovasi Tak Bisa Ditawar-tawar

Penerapan teknologi juga dilakukan di jalan tol yang dikelola PT Jasa Marga. Pembayaran secara cashless sudah dilakukan di seluruh ruas. 

Penggunaan sistem freeflow sedang diujicobakan di Bali dan selanjutnya dicoba di Pulau Jawa. Sistem ini akan menggunakan sensor jadi kendaraan bisa langsung lewat di pintu tol. 

"Teknologi AI (kecerdasan buatan), mendeteksi mobil masuk dan keluar di rest area. Untuk jumlah parkir yang tersedia," kata dia. 

Sedangkan President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, Grab juga menjadi bagian dari Industri 4.0. Tapi dia menyatakan jangan melihat revolusi dari teknologi, seperti AI dan machine learning saja. 

Namun arti teknologi tersebut bagi masyarakat juga penting. Karena baik AI dan machine learning akan digunakan publik juga. 

"Bagi pengemudinya jadi kelebihan, karena dulu harus cari order dan orderan yang jauh. Dia akan biasanya panik saya baliknya gimana. Dengan teknologi kami bantu apa yang menghubungkan ini paling sesuai dengan kebutuhan mereka," kata dia. (sar)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya