VIVA – Layanan streaming musik Spotify mengajukan protes ke regulator Eropean Union Antitrust atas perlakuan Apple terhadapnya. Pihak Spotify menyebut, aplikasi Apple Music yang ada di dalam iPhone membuat persaingan menjadi tidak adil.
Dilansir melalui laman Mirror, Kamis, 14 Maret 2019, Spotify mengatakan bahwa kontrol Apple terhadap App Store membuat konsumen tidak dapat memilih dan menyaingi streaming audio Apple Music sejak 2015. Keluhan ini diajukan ke European Commission pada Senin lalu.
Mereka mengatakan, ada biaya 30 persen yang dikenakan untuk menggunakan sistem pembelian dalam aplikasi (IAP) Apple. Penasihat Umum Spotify, Horacio Gutierrez mengatakan, perusahaan dipaksa untuk menggunakan sistem penagihan mulai dari 2014.
Setelah itu mereka juga dipaksa untuk menaikkan biaya bulanan layanan premium dari 9,99 euro menjadi 12,99 euro, atau sekitar Rp161 ribu menjadi Rp210 ribu. Harga ini sama dengan biaya Apple Music saat pertama diluncurkan. Namun kemudian perusahaan berhenti menggunakan sistem IAP Apple.
Di bawah aturan App Store, aplikasi berbasis konten tidak dapat memasukkan tautan eksternal ke halaman, termasuk informasi produksi, diskon atau promosi dan kesulitan saat ingin memperbaiki bug. Namun ini hanya berlaku di Apple, Android tidak memiliki pembatasan itu.
"Promosi sangat penting untuk bisnis kami. Inilah cara kami mengubah pelanggan gratis ke premium," ujarnya.
Kemudian, asisten digital Siri juga diketahui tidak dapat menghubungkan iPhone ke Spotify. Apple juga menolak Spotify hadir sebagai aplikasi di Apple Watch-nya. Meski begitu, Spotify menolak berterus terang tentang kerugian yang dideritanya.
"Kami merasa yakin dengan analisis ekonomi yang kami serahkan ke komisi. Jika tidak adanya batasan dari Apple, kami yakin bisa melakukan yang lebih baik dari yang telah kita lakukan sejauh ini," katanya.
