Facebook Down, Momentum Dorong Aplikasi Karya Anak Bangsa

Logo Facebook.
Sumber :
  • Instagram/@lxa_london_dubai

VIVA – Pengguna Facebook dan Instagram di tanah air mengalami permasalahan dalam pengiriman konten ke platform kemarin. Menyusul kemudian WhatsApp yang juga mengalami permasalahan yang sama.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Respons dari masalah tersebut di Twitter, tagar #instagramdown masih menduduki trending topic. Hal ini tentu karena banyak yang mengeluhkan gangguan yang dialami. Tidak jarang beberapa di antaranya membuat meme dan lelucon terkait kejadian ini.

Menurut laman Downdetector beberapa problem yang dialami oleh pengguna Instagram adalah masalah news feed (39 persen), log in (35 persen) dan masalah website (24 persen). Sementara malasah yang dialami pengguna Facebook adalah log in (34 persen), news feed (33 persen) dan total blackout (31 persen).

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Facebook melalui akun Twitter resminya mengungkapkan, kelumpuhan yang terjadi pada situsnya bukan disebabkan oleh serangan hacker atau Distributed Denial of Service (DDoS). 

Melainkan karena pihaknya sedang mengalami gangguan bersifat internal. Facebook dan 
Instagram mengonfirmasi sudah mengetahui masalah tersebut dan mengatakan sedang memperbaiki segera problem tumbangnya layanan mereka.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Sebenarnya kejadian seperti ini bukanlah hal yang pertama kali dialami oleh Facebook. Pada 2008 Facebook juga mengalami permasalahan serupa, namun penyebab permasalahan tersebut belum diketahui hingga saat ini. Pada 2010, platform ini mengalami pemadaman selama 2,5 jam. Kemudian pada 2015 perubahan pada konfigurasi platform juga menyebabkan pemadaman Facebook dan Instagram selama 50 menit. Selain itu pada November 2018 pengguna Facebook di berbagai belahan dunia juga mengeluhkan tidak bisa mengakses Facebook seperti biasanya.

Selain Facebook, sehari sebelumnya pengguna layanan Gmail dan Google Drive di beberapa negara juga sempat tidak bisa mengakses layanan tersebut. Masalah ini tak terkecuali juga terjadi di Indonesia. Masalah yang paling banyak dialami oleh para pengguna Gmail adalah kesulitan untuk melampirkan (attach) atau mengakses file. Selain itu, pengguna juga tidak dapat mengakses dan menyimpan email draft, termasuk mengirim email.

Sementara itu, masalah yang paling banyak dialami pengguna Google Drive adalah kesulitan dalam mengunggah ataupun mengunduh file. Google mengonfirmasi pihaknya tengah menginvestigasi dan 
belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait permasalahan tersebut.

“Sulit untuk memahami maintenance membuat down server, karena perusahaan sekelas Facebook dan Google pasti mempunyai server test sebelum implementasi ke live server. Kalau bukan karena DDOS, mungkin terkena serangan jenis lain. Perusahaan Facebook dan Google akan menjaga perusahaannya supaya tetap bisa dipercaya di muka publik dan investor, sehingga pasti akan menyampaikan hal yang tidak bikin khawatir pengguna dan investornya,” kata Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC, Pratama Persadha dalam keterangannya. 

Dia mengatakan Facebook dan Google pasti mempunyai mirroring server, sehingga bila terjadi down akan langsung di-take over oleh mirroring servernya. Dan itu tidak akan lama, seperti di mall, saat listrik PLN mati, otomatis genset akan menyala.

Ramainya keluhan pengguna menjadi tanda betapa warganet Indonesia dan dunia begitu sangat bergantung pada platform teknologi asing ini. Seharusnya ini menjadi momentum bagaimana pemerintah mendorong lahirnya platform lokal dalam negeri.

“Untuk KPU, mereka harus waspada terhadap sistem IT-nya, karena Google dan Facebook yang memiliki sistem yang termasuk paling kuat sedunia pun bisa terkena gangguan serangan seperti kemarin. Jangan sampai kita tidak aware sehingga menjadi lemah,” ujarnya.

Sedangkan bagi Kominfo, pengguna Google dan Facebook di Indonesia sangat besar sekali. Ada lebih dari 140 juta pengguna Google dan 130 juta pengguna Facebook, termasuk Instagram dan WhatsApp.

“Kominfo bisa mengajukan pertanyaan, bagaimana dampaknya pada akun-akun masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Dia menunjukkan bukti Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia berhasil menjadi pemain penting di dalam negeri. Seharusnya ada dorongan dari pemerintah untuk melahirkan aplikasi media sosial, aplikasi chatting dan email lokal buatan anak bangsa yang benar-benar layak dipakai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya