Setahun Terakhir, 50 Video Kekerasan Disiarkan Langsung di Facebook

Facebook.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Fitur live streaming di media sosial dipermasalahkan sejumlah pihak. Ini menyangkut kejadian aksi teror di Christchurch kemarin. 

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Pelaku melakukan live streaming saat melakukan kejahataannya saat itu. Sejumlah pihak menyayangkan kejadian yang bisa lolos ditayangkan melalui layanan platform.

"Penembak Selandia Baru bisa melakukan siaran langsung video 17 menit dari pembunuhannya lalu berlanjut dan menyebar seperti kebakaran. Ini sangat tidak bisa diterima," kata Direktur Eksekutif Hak Sipil Organization Muslim Advocates, dilansir laman Cnet, Sabtu, 16 Maret 2019. 

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Dia mengatakan, para perusahaan teknologi harus mengambil langkah serius agar bisa mencegah kejadian yang sama di masa depan.

Layanan live streaming di Facebook  sendiri baru dirilis tahun 2016. Saat itu CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan fitur ini untuk menambah pengalaman berkomunikasi dan menciptakan peluang.

Kisah Perjuangan Vikyo, Dari Warnet Hingga sebagai Influencer

Namun sayangnya layanan ini malah digunakan untuk konten kekerasan. The Wall Street Journal mencatat ada 50 live streaming dengan konten kekerasan selama satu tahun terakhir di platform tersebut.

Facebook selalu berjanji untuk berbuat lebih baik. Namun hampir selalu gagal setiap saat, termasuk di Selandia Baru. Video itu juga telah diunggah kembali di platform lain seperti YouTube dan Twitter. 

Aksi teror penembakan dilakukan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru hari Jumat, kemarin. Tercatat sekitar 49 orang tewas saat kejadian tersebut.  (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya