Gamer Tanah Air Sudah Korban Banyak, yang Untung Malah Pengembang Luar

Ilustrasi gamer.
Sumber :
  • Engadget

VIVA – Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia, Narendra Wicaksono mengatakan industri game berkembang dengan pesat tercatat dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan mencapai tiga sampai enam persen. Namun sayangnya, game yang dibuat oleh pengembang Indonesia pangsa pasarnya masih di bawah satu persen.

Laptop Ini Bisa Bikin Nyaman Mata Pengguna

"Masyarakat kita sebenarnya mampu buat game berkualitas, contohnya seperti Agate, developer game asal Bandung. Kenyataannya memang seperti itu, market game kita tahun 2017 baru sekitar US$880 juta, kemudian tahun lalu US$1 miliar," katanya dalam diskusi 'Game On! Seize Its Own Market' di Telkom Landmark, Jakarta, Kamis 11 April 2019.

Pendapat itu juga turut diamini oleh Vice President Games and OTT Business PT Melon Indonesia, Chandra Tamrin. Ia mengatakan, saat ini tugas bersama antara asosiasi dan pemerintah adalah untuk memperbaiki kondisi, menjadikan porsi lokal lebih besar.

Ponsel Gaming Asus ROG Phone 8 Series Meluncur Besok, Ini Bocorannya

Narendra menyampaikan suatu fakta, gamer Tanah Air gemar mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Namun dari tahun ke tahun, uang yang sudah mereka keluarkan secara garis besar hanya menguntungkan pengembang luar negeri.

"Di platform kami transaksi sebulan kita batasi menjadi hanya Rp10 juta untuk mengantisipasi. Tapi banyak pelanggan yang mengeluh minta dibuka," kata Chandra.

Influencer dan Gamer dari Seluruh Dunia Siap Menyerbu Tangerang, Banten

Dalam diskusi itu juga turut hadir gamer wanita profesional, Ridha Audrey atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Audrey FF. Ia menilai, nominal Rp10 juta bagi gamer adalah angka yang kecil.

"Biasanya di atas itu. Tapi jangan anggap kami buang-buang uang. Walaupun mengeluarkan sebanyak itu tapi aku nunjukin untuk bisa menghasilkan kembali. Aku buat jadi sesuatu yang produktif," katanya.

Deputy of Infrastructure Badan Ekonomi Kreatif, Hari Sungkari menganalogikan kasus ini sebagai akuarium. Dalam konteks ini pemerintah bertugas untuk membangun ekosistem. Hidup dengan baik harus terdapat oksigen baru.

"Saatnya kita menetapkan strategi. Yang kita harus didik bukan hanya talenta saja tapi juga founder di Indonesia untuk bisa menghasilkan sesuatu yang lebih. Kita lihat hilirnya, jangan lawan game luar yang sudah terkenal, tapi angkatlah kearifan lokal," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya