Badan Siber Ingin Facebook Aktif Cegah Hoax, Bukan Tunggu Laporan

Warga melakukan aksi teatrikal saat mengkampanyekan Gerakan Anti Hoax di Solo, Jawa Tengah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Facebook Indonesia melakukan pertemuan terkait menjaga platform media sosial dalam menyambut pemilu pada Rabu, 17 April 2019.

Awas Hoaks, Ayu Dewi Tegaskan Gak Pernah Jadi MC Peluncuran Jet Pribadi Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi, mengatakan bahwa pertemuan ini untuk menciptakan situasi yang tenang di ranah siber Indonesia.

"Audiensi tertutup membahas langkah konkret penanggulangan hoax, penyebaran konten negatif dan ujaran kebencian, yaitu menjelang pileg dan pilpres mengarah ke gangguan stabilitas keamanan nasional," kata dia di Jakarta, Jumat, 12 April 2019.

Nikita Mirzani Ngaku Dapet Kekerasan dari Rizky Irmansyah, Lita Gading: Lapor Jangan Koar-koar

Djoko menuturkan diskusi juga menghasilkan adanya jalur khusus bagi BSSN dan Facebook Indonesia. Jalur ini dibuat agar ada respons cepat antar kedua lembaga itu.

Salah satunya terkait untuk pelaporan konten negatif. "Kami berharap Facebook mengedepankan usaha pencegahan konten negatif dan tidak sekadar reaktif dan menunggu laporan," tegasnya.

Amanda Manopo Murka! Gosip Hoaks Tersebar Luas, Keluarga Sampai Tahu

Selain itu Djoko juga mendukung Facebook dengan sejumlah inisiasinya seperti menurunkan fake account, mengurangi distribusi berita tidak benar dan transparansi iklan politik.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kebijakan Facebook Indonesia, Ruben Hattari, mengaku akan menjalankan sejumlah inisiasi seperti menurunkan fake account, mengurangi distribusi berita tidak benar dan transparansi iklan politik.

Ia mengatakan inisiatif ini sudah dilakukan sejak pilkada serentak tahun lalu. Ruben juga menegaskan akun palsu tidak memiliki tempat di Facebook dan segera diturunkan saat ditemui oleh sistem mereka. Platform tersebut juga bekerjasama dengan sejumlah pihak pengecek fakta pihak ketiga, salah satunya Mafindo.

"Kami ingin memastikan platform media sosial, khususnya Facebook, Instagram dan WhatsApp, bisa menjadi platform yang bisa mendukung dan memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil," tutur Ruben.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya