Aplikasi AyoJagaTPS Bisa Dipakai Usai Pilpres

Aplikasi AyoJagaTPS
Sumber :
  • Google Play

VIVA – Co-Founder aplikasi daring AyoJagaTPS, M. James Falahudin, mengatakan model rekapitulasi Pilpres pada platformnya memungkinkan untuk dikembangkan. Dia tidak menutup kemungkinan untuk mendorong penyelenggara Pemilu untuk bisa menggunakan platform AyoJagaTPS.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Nah, mungkin nanti ke depannya kita akan coba dorong seperti misalnya ke lembaga pemerintah, misalnya KPU entah Bawaslu. Model seperti ini bisa dijadikan contoh untuk digunakan lebih ke level daerah atau nasional," kata dia di Jakarta, Selasa, 16 April 2019. 

Dia mengatakan, model penghitungan suara dengan berbasis daring merupakan sesuatu yang baik. Menurutnya, masyarakat akan lebih terlibat dalam proses Pemilu dengan platform AyoJagaTPS ini. 

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Selain itu, James mengatakan, model yang sama juga bisa digunakan untuk pemilihan legislatif. Namun saat ini akan fokus pada Pilpres terlebih dahulu. 

Tingkat kerumitan penghitungan suara Pileg berbeda dengan Pilpres. Karena pada pemilu legislatif, ada lebih banyak calon dan partai yang ikut serta.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Kita bisa saja bikin yang gede. Cuma ya toh sekarang lebih fokus ke Pilpres," ujar James. 

Untuk keaslian data yang masuk ke platform, AyoJagaTPS memiliki tenaga pengulas (human reviewer) yang akan mengecek data secara acak para relawannya. Pengecekan acak juga dilakukan saat data perhitungan suara, dengan dicek validitas data dari tim tersebut. 

James mengakui, platform AyoJagaTPS sudah mulai diserang oleh sejumlah pihak, mulai dari peretasan hingga dituduh lewat berita bohong. 

Dia menceritakan, ada orang yang mengedit dashboard aplikasi dan membuat seolah-olah salah satu calon menang di Malaysia. 

Masalah teknis juga membuat aplikasi ini baru dirilis tujuh hari sebelum Pemilu. James berdalih, mereka ingin secara teknis, aplikasi harus sudah siap saat diluncurkan. Makanya, rilis aplikasi tersebut baru belakangan ini jelang coblosan. 

"Karena dengan Indonesia besar gitu ya dan trafik banyak. Kalau secara teknis aplikasi, kita enggak mampu, percuma juga malah jadi backfire. Begitu semua ready kita go dengan yang kita bisa," jelasnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya