Internet of Things Jadi 'Tiket Emas' Perusahaan Lokal RI di Global

Country Manager Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Menurut survei internal yang dilakukan Asosiasi Internet of Things Indonesia menyebutkan bahwa nilai pasar Internet of Things (IoT) Indonesia diperkirakan mencapai Rp444 triliun pada 2022.

3 HP Ini Perdana Pakai Snapdragon 7+ Gen 3

Selain itu lebih dari 400 juta sensor terhubung di berbagai industri serta 96 persen responden meyakini bahwa industri lokal dapat menghasilkan perangkat keras atau hardware IoT seperti sensor, card interfaces, antena, pengontrol mini, dan smart meters.

Wakil Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Andri Yadi mengatakan, potensi pasar dan kepercayaan diri pelaku industri tentunya harus disokong dengan cepat oleh pemerintah melalui upaya penyelesaian peta jalan atau roadmap IoT dan merilis regulasi yang mendukung industri lokal.

Samsung Galaxy A05s Tampil Beda

"Tantangannya sendiri ada di maker to market. Apalagi pemain IoT di Indonesia jumlahnya masih sangat sedikit," kata Andri di Jakarta, Selasa, 23 April 2019.

Ia pun mendorong pengembangan IoT di Tanah Air seperti Qualcomm Technologies yang diklaim bisa menjadi tiket emas perusahaan lokal untuk bersaing di tingkat global.

Poco Ngebet Jadi Penguasa Ponsel Gaming di Pasar Indonesia

"Untuk menjadikan ekonomi Indonesia masuk ke dalam 10 besar tahun 2030, maka pemerintah dan pelaku industri harus berani mengidentifikasi peluang dan melakukan investasi," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Country Manager Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong, mengaku telah menciptakan terobosan yang mentransformasi bagaimana dunia saling terhubung. Mereka juga ingin membantu Indonesia dalam mewujudkan inisiatif revolusi industri 4.0.

Ia menambahkan jika kemunculan artificial intelligence, augmented dan virtual reality, robotika, 3D printing sampai teknologi 5G, adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari IoT.

"Peluncuran jaringan 5G pada tahun ini menandakan era besar berikutnya, yang kita sebut sebagai era penemuan. Teknologi kami tidak hanya mendorong perkembangan produk baru melainkan juga industri baru termasuk otomotif, IoT, komputasi dan jaringan," tutur Ong. (ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya