Kasus Pendiri AyoJagaTPS, Apa Bisa Melacak Posisi Seseorang dari BTS

Ilustrasi/Perawatan Base Transreceiver Station (BTS) 4G.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Co-Founder aplikasi AyoJagaTPS, M. James Falahuddin geram menjadi korban data pribadi. Dia terganggu dengan perisakan oleh sebuah akun di Twitter yang mengumbar posisinya. 

WNA Asal Rusia Kongkalikong dengan Hacker Meksiko Bobol ATM di Palembang

Selain itu James kesal karena akun ini mengumbar data pribadinya meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta nama ibu kandung. 

James heran akun yang merisaknya itu bisa mengetahui posisinya dan bisa memublikasikan BTS Telkomsel yang terdekat dengan James. Pendiri AyoJagaTPS itu mengaku telah satu dekade menjadi pelanggan setia kartu pasca bayar Telkomsel, Kartu Halo. 

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Pakar siber Vaksincom, Alfons Tanujaya menjelaskan pelacakan posisi seseorang dengan menggunakan BTS secara teknis memungkinkan. Alfons menyebutkan, nama teknik pelacakan berbasis BTS ini yakni triangulation BTS. 

Dalam teknik ini, posisi ponsel seseorang ditentukan dari irisan tiga posisi BTS sekitar pengguna. Alfons menegaskan, BTS memungkinkan melacak posisi seseorang namun tidak bisa membocorkan data pengguna atau data pribadi seseorang. Namun data dari triangulasi BTS tidak bisa jadi patokan.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

"Data triangulasi BTS itu jauh lebih tidak akurat dibandingkan data GPS dari handphone yang bersangkutan," jelas Alfons kepada VIVA, Selasa 30 April 2019. 

Pakar keamanan teknologi informasi Vaksincom itu menjelaskan, tingkat akurasi triangulasi BTS melacak posisi seseorang tergolong kurang. Teknik ini hanya bisa melacak posisi seseorang dalam jangkauan 150-300 meter saja. 

Menurutnya, dibanding triangulasi BTS, data GPS dari ponsel pengguna yang bersangkutan malah lebih akurat. Biasanya, kata Alfons, data triangulasi BTS dipakai sebagai data sekunder untuk menguatkan data GPS dari ponsel.

"Triangulasi BTS kan mengandalkan posisi BTS dan data tersebut digabungkan dengan data triliterasi GPS. Jadi dua data ini yang digabungkan guna mendapatkan posisi yang akurat," jelasnya.

Tingkat akurasi yang diberikan GPS juga tidak mutlak. Sebab tergantung kualitas GPS-nya. Makanya untuk makin menambah tingkat akurasi, selain triangulasi dan GPS, biasanya ditambahkan dengan deteksi sinyal WiFi. 

"Tambahan sinyal WiFi untuk menambah akurasi," ucapnya.

Bicara soal GPS ponsel atau handphone, Alfons mengatakan ada celah yang memungkinkan peretas bisa mendapatkan data posisi ponsel. Salah satu celahnya yakni kecerobohan pengguna sehingga posisinya terumbar. 

"Contoh simpelnya adalah share location di handphone. Tekniknya bisa macam-macam. Kecerobohannya misalnya, dia tidak sadar pakai aplikasi yang membocorkan lokasinya. Jadi langsung menuduh provider itu kurang bijak kalau tanpa data yang akurat," katanya.

Dia menuturkan, pihak yang bisa mengakses BTS secara teori adalah operator yang bersangkutan. Namun, Alfons menuturkan, tak menutup kemungkinan orang luar operator mendapatkan informasi BTS yang bersangkutan. 

"Secara teori hanya provider telekomunikasi yang bisa akses ini. Tetapi sebenarnya ada fasilitas memanfaatkan triangulasi BTS bagi yang cukup menguasai teknis sehingga di luar operator pun ada kemungkinan bisa memanfaatkan triangulasi BTS," tuturnya. 

Pihak luar operator yang mengakses BTS ini cuma perlu tahu kode negara (MMC), kode operator (MNC), kode BTS terkini (LAC) dan identitas BTS. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya