Profesi Peneliti Kurang Keren, LIPI Lakukan Cara 'Out of the Box'

YouTube.
Sumber :
  • Instagram.com/@annettesanrod

VIVA – Peneliti diharapkan bisa memanfaatkan teknologi digital. Salah satunya membuat konten di platform media sosial.

Sang Anak Minta Transfer Uang ke Jemaat, Sumber Penghasil Pendeta Gilbert Jadi Sorotan

"Makanya, sekarang saya bisa dapat data-data dari media sosialnya pemerintah. LIPI sudah ke arah situ juga," kata Peneliti LIPI, Nanang Masruchin, di Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Selain itu, menurutnya para peneliti bisa menghasilkan konten yang dipublikasikan di platform YouTube.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Nanang mengatakan konten berbau ilmiah belum pernah ditemukan di YouTube, sehingga peneliti maupun lembaga yang menaunginya bisa membuat karya dari dunia riset.

"Kalau mau bikin konten khusus penelitian sebagai sarana pendidikan juga bagus. Pakai YouTube," paparnya.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI, Mila Kencana, mengaku jika profesi peneliti kurang populer dibandingkan bidang lain.

Ia menuturkan bahwa kepopuleran pekerjaan peneliti hanya segelintir orang saja. Mila mencontohkan akademis yang mungkin tahu profesi ini.

"Tapi kalau orang di pelosok, kan, namanya profesi peneliti apa sih? Kan, enggak banyak yang tahu, ya," keluhnya.

Padahal, menurut Mila, Indonesia sangat membutuhkan banyak peneliti baru. Alasannya karena banyak hal yang harus diselesaikan atau pun menemukan solusi di Indonesia.

"Kita ini harusnya punya banyak peneliti dibandingkan negara lain. Karena, Indonesia ini banyak hal yang harus diselesaikan. Solusi salah satunya, kan, harus lewat penelitian, eksplorasi," jelas Mila.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya