Ambisi NASA untuk Kembali ke Bulan

Bumi dan Bulan.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA makin serius untuk melakukan misi kembali ke Bulan. Mereka sudah menggandeng 11 perusahaan swasta untuk diajak bekerja sama.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Dilansir dari TechSpot, Senin, 20 Mei 2019, beberapa nama di antaranya adalah SpaceX, Blue Origin, dan Lockheed Martin.

NASA juga memberikan US$45,5 juta atau Rp658,5 miliar ke-11 perusahaan ini untuk melakukan penelitian dalam aspek terpisah saat proses pendaratan.

PT BMI Ajukan PK Kasus Sengketa Lahan ke MA, Minta Eksekusi Ditunda

Blue Origin merupakan perusahaan antariksa milik CEO Amazon, Jeff Bezos. Sedangkan, SpaceX yang telah mengembangkan roket Falcon didirikan oleh Elon Musk.

Uang riset ini mengucur kurang dari dua bulan setelah NASA menggelontorkan US$15 juta atau Rp217,1 miliar ke dua perusahaan untuk mencari habitat ruang angkasa.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Hal ini berbeda dari biasanya karena NASA bermitra dengan perusahaan swasta. Untuk mempercepat proses pengerjaan, NASA menggunakan kontrak tidak terdefinisi sehingga pekerjaan bisa mulai sebelum kontrak penuh telah dinegosiasi dan disepakati.

Logo NASA.

"Untuk mempercepat kembali ke Bulan, kami membuka opsi tradisional kami dalam berbisnis. Kami akan merampingkan seluruh dari pengadaan hingga kerja sama untuk pengembangan perangkat keras (hardware) sampai operasional," kata Direktur Program Eksplorasi Bulan Manusia NASA, Marshall Smith.

Menurutnya seluruh perusahaan akan mempelajari bagian-bagian berbeda seperti transfer dan pengisian bahan bakar dari membawa astronaut ke permukaan Bulan dan kembali lagi ke Bumi.

Masa transfer, kata Smith, diartikan dari gateway atau stasiun ruang angkasa yang mengorbit pada satelit natural ke orbit bulan rendah sebelum menuju ke permukaan.

Smith mencontohkan Blue Origin yang mengaku akan meneliti elemen turunan. Ini merupakan satu studi kendaraan transfer dan satu prototipe kendaraan transfer.

Sedangkan, SpaceX akan fokus pada satu elemen turunan saja. "Kerja sama ini sifatnya terbuka. Kami tidak memiliki deskripsi desain ataupun pendekatan kepada seluruh perusahaan, namun bertanya 'bagaimana Anda memecahkan masalah ini?'" ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya