Pemain Game Online Fortnite Merasa jadi 'Sapi Perah', Gugat Agensinya

Game online Fortnite.
Sumber :
  • iMore

VIVA – Seorang pemain Fortnite papan atas menggugat timnya sendiri lantaran diduga membatasi peluang bisnisnya dengan cara membuat kontrak yang menindas, memberatkan dan sepihak.

Superstar NBA Giannis Antetokounmpo Dijadikan Skin Game Fortnite

Dilansir dari CNET, Selasa, 21 Mei 2019, gamer berusia 21 tahun bernama Turner Tenney, atau dikenal dengan nama Tfue, itu resmi mengajukan gugatan terhadap agensinya, Faze Clan, karena telah membatasi kemampuannya mengejar karir. Hal ini diketahui melanggar hukum California dan Talent Agency Act.

Dalam gugatannya juga disebutkan bahwa agensi telah gagal membayar gajinya yang merupakan pendapatan dari sponsor. Dalam komplain yang disampaikan oleh pengacara Tfue dijelaskan bahwa tidak ada ketentuan yang pasti dari agensinya. Padahal gamer adalah seniman, penghibur serta pembuat konten.

Gamer Indonesia Diminta Hak Suaranya

"Industri ini masih sangat baru, pengawasannya masih sedikit, dan mungkin tidak ada sama sekali. Akibatnya, kreator konten muda seperti saya sangat rentan dimanfaatkan dan dieksploitasi oleh mereka yang seharusnya memajukan karir saya," demikian keterangan resmi Tenney yang dibacakan pengacaranya.

Sementara itu, Faze Clan yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, tidak memberikan komentar. Namun, dalam sebuah tweet mereka mengaku terkejut dan kecewa atas gugatan itu. Mereka pun mengklaim hanya mendapat US$60 ribu dari kemitraannya dengan sponsor, sedangkan Tfue sudah menghasilkan jutaan dolar AS.

Begini Modus Pelecehan Seksual 11 Anak Lewat Game Free Fire

"Kami bangga dengan apa yang telah kami capai bersama selama satu tahun terakhir dengan Turner. Kami berharap akan terus mendukungnya," tulis agensi dalam sebuah tweet.

Gugatan itu juga menyebut bahwa Faze Clan menggunakan kontrak ilegal untuk membatasi Tenney mendapat transaksi eksklusif darinya dan mencegah gamer itu melakukan kesepakatan dengan pihak lain, yang tidak membebani gamer dengan pajak 80 persen.

Tenney sudah pernah mengakhiri kontrak pada September 2018 berdasarkan banyaknya pelanggaran yang dilakukan. Namun pihak agensi membantah perjanjian sebelumnya dan mengatakan bahwa gamer itu masih memiliki kewajiban kontrak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya