Konsolidasi Operator Seluler Itu Membuka 'Isi Perut' Masing-masing

Pengecekan salah satu perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik operator seluler.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dewi Fajriani

VIVA – Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys, mengatakan konsolidasi operator seluler bukan keputusan yang mudah. Menurutnya harus ada proses panjang sebelum semuanya menyatu.

Kemenkominfo Ingatkan Telkomsel, Indosat, Smartfren dan XL Axiata

"Bukan buru-buru bisa, 'wah, konsolidasi dengan siapa?' Kayak kita nikah saja gitulah. Harus melewati proses pacaran dulu, PDKT ke semuanya," ungkapnya di Jakarta, Selasa malam, 21 Mei 2019.

Menurutnya konsolidasi harus membuka isi perut masing-masing operator seluler. Sampai tahap itu, Merza mengatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk tidak melaju ke tahap berikutnya. Ia berpendapat masih terlalu awal jika bertanya pihak mana saja yang akan konsolidasi.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

Ia juga mengaku regulasi konsolidasi juga masih ditunggu. Dengan begitu setelah aturan keluar maka operator seluler akan menyesuaikan. Namun, Merza menambahkan jika keperluan konsolidasi tergantung dari situasi yang ada.

"Kita lihat apa yang membuat tumbuh dan turun apa saja. Bukan negatif, ya, tapi menurun. Apakah ini semua bisa diselesaikan dengan konsolidasi? Ini semua butuh kajian yang panjang," tegasnya.

Smartfren Home RE11 Rp500 Ribu, Bisa Nyambung ke Puluhan Perangkat

Soal frekuensi juga menjadi satu faktor yang akan dipikirkan saat konsolidasi, Merza juga menyebutkan hak lainnya adalah modal dan sumber daya manusia. Aspek tersebut, yang menurut Merza, harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk konsolidasi.

"Jadi ini semua aspek-aspek yang menjadikan industri telekomunikasi yang harus dilihat dari segala sudut. Kemudian bisa menentukan, 'oh, sebaiknya nanti konsolidasinya seperti begini'," tutur Merza.

Smartfren.

Smartfren Bakal Rights Issue Rp 8,5 Triliun, Ini Jadwalnya

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dikabarkan bakal melakukan penambahan modal dengan skema rights issue dengan total nilai mencapai Rp 8,5 triliun.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024