Kandasnya Ambisi Huawei Jadi Ponsel Nomor Wahid di Dunia

Logo Huawei
Sumber :
  • Instagram/@chimwasu_chaks

VIVA – Sejak masuk dalam daftar hitam pemerintah Amerika Serikat, perusahaan teknologi Huawei mengurungkan niatnya untuk menjadi produsen ponsel pintar nomor satu di dunia. Padahal rencananya mereka ingin meraih posisi puncak pada kuartal keempat tahun ini.

Menko Luhut Siap Beri Insentif ke Apple Agar Mau Berinvestasi di RI

Dilansir melalui laman Tech Radar, Selasa, 11 Juni 2019, Chief Strategy Officer Huawei Consumer Business Group, Shao Yang mengatakan, kini mereka tidak lagi yakin dapat mewujudkan ambisinya pada tahun ini. Bahkan mungkin akan memakan waktu yang lebih lama lagi.

Huawei memang beberapa kali menorehkan prestasi. Awal tahun ini mereka diketahui berada di posisi kedua menggantikan Apple dan berpotensi menggeser Samsung. Mereka sendiri memberi target hingga akhir tahun 2019 atau paling lambat pada awal tahun 2020 untuk menjadi nomor wahid.

Duel Xiaomi dan Huawei Memanas di Ranah Mobil Listrik

Keberhasilan lainnya, Huawei P30 Pro yang berhasil mengambil hati masyarakat Eropa Barat. Sayangnya kemajuan yang mereka buat tergelincir karena adanya aturan dari negeri Paman Sam, membuat perusahaan teknologi ramai-ramai memutus hubungan bisnis dengan Huawei yang berbasis di China.

Beberapa kritikus khawatir jika Huawei memiliki hubungan dengan pemerintah negaranya, ia menggunakan infrastruktur jaringan sebagai mata-mata. Huawei sendiri baru-baru ini diundang dalam acara Technology and Science Select dan menjawab pertanyaan tentang masalah keamanan yang dituduhkan.

Kembangkan Sistem Berkendara Canggih, Toyota Bakal Gandeng Huawei

Kepala Kemanan Siber Huawei, John Suffolk mengatakan, perusahaan tidak pernah diminta untuk melakukan sesuatu yang berbahaya oleh pemerintah mana pun. Upaya analisis produk yang mereka lakukan adalah cara perusahaan membangun keamanan.

Suffolk menambahkan, undang-undang China tidak mengharuskan Huawei untuk melakukan perundingan dengan pemerintah tentang keamanan alat. Perusahaan juga menyebut tidak dapat mengakses data yang dikirim melalui jaringan karena mereka hanyalah vendor.

"Kami tidak menjalankan jaringan, sehingga kami tidak memilik akses ke data yang ada di jaringan itu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya