Ingat! Perangkat Pakai Software Bajakan Gampang Diretas

Hacker.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Penggunaan produk perangkat lunak ilegal atau software bajakan menjadi salah satu penyebab serangan siber yang dilakukan peretas atau hacker. Sayangnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pemakaian software bajakan tinggi.

Situasi Makin Gawat, Israel Targetkan Serang Wilayah Nuklir Iran di Kota Isfahan

"Faktanya, dari sisi statistik itu sekitar 83 persen software ilegal beredar di Indonesia," kata Country Head Manager Microsoft Indonesia, Haris Izmee, di Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.

Ia lalu mendorong masyarakat Indonesia untuk bisa mulai mengapresiasi software asli. Menurut Haris perusahaannya sudah melakukan banyak hal dalam meningkatkan produk mereka. Dengan menggunakan software asli, maka membantu melawan peredaran software bajakan dan peretasan.

Ledakan Terdengar di Bandara hingga Pusat Nuklir Iran

"Bukan itu saja. Software ilegal juga membuat perangkat kita kena malware. Bagi pengguna yang pakai software asli akan mendapat update keamanan secara berkala dan juga fitur-fitur tertentu. Tidak hanya masyarakat, tapi pemerintah dan perusahaan teknologi lain juga kita harapkan pakai software asli," jelasnya.

Haris mengaku bahwa Microsoft memiliki divisi khusus bernama global cyber security center yang berlokasi di Amerika Serikat. Dengan memakai layar besar, mereka bisa memantau jumlah serangan siber di setiap negara di dunia.

AS Ngaku Sudah Tahu Israel Akan Serang Iran, Tapi Tidak Setuju

"Bahkan, kalau kita zoom itu negaranya maka kita bisa sampai melihat per kotanya. Dari segi serangan, berapa banyak yang menyerang Indonesia, misalnya," ungkap dia.

Haris mengaku keberadaan pusat keamanan siber global ini untuk memberitahu pengguna dan juga mitra bila Microsoft sangat serius dalam hal keamanan. Ia juga mengungkapkan bahwa Microsoft juga berinvestasi hingga US$1 miliar (Rp13,96 triliun) setiap tahunnya di sektor keamanan.

"Ini sebagai bukti bahwa kami ingin memastikan semuanya, baik mitra maupun pelanggan, benar-benar bisa menggunakan teknologi kami dengan aman," tutur Haris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya