- Entrepreneur
VIVA – Perusahaan jual beli mata uang kripto, Luno, melakukan survei bersama Dalia atas perilaku kalangan milenial. Survei menemukan milenial di Indonesia hanya rajin menabung namun malas untuk berinvestasi.
Survei global yang bertajuk 'The Future of Money' ini melibatkan 7.000 responden di Benua Asia, Benua Eropa dan Benua Afrika.
Dari total responden, 15 persen merupakan milenial Tanah Air yang umurnya ada di rentang 23 hingga 38 tahun. Hasil survei menunjukkan, 69 persen dari responden tidak memiliki strategi investasi, sehingga uang yang mereka miliki hanya mengendap di rekening bank. Survei dilakukan pada Mei-Juni 2019.
Community Event Lead Luno Indonesia, Debora Valentino Ginting mengatakan, hanya 44 persen yang berinvestasi setiap satu atau dua tahun. Sementara itu, ada 20 persen yang tidak berinvestasi sama sekali.
"Mereka ingin investasi, tapi belum punya pengetahuan. Keinginan sudah ada, tapi mendapatkannya belum. Jadi mereka enggak tahu harus investasi apa, karena kan di luar sana banyak aset yang bisa dijadikan investasi," katanya di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019.
Survei menemukan, 50 persen milenial mengaku membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai keuangan, dan 34 persen responden mencari informasinya secara online. Padahal generasi ini memiliki potensi yang besar, karena 79 persen milenial mengatur pengeluaran setiap bulannya, dan 70 persen juga diklaim bijaksana dengan anggaran yang sudah dibuat.
"Milenial Indonesia cukup disiplin dengan rencana anggaran keuangan mereka. Namun, belum tahu bagaimana cara menggunakan anggaran yang mereka miliki untuk investasi," ujar General Manager Luno Asia Tenggara, David Low.
Luno sebenarnya telah menyediakan portal pembelajaran bagi milenial yang ingin berinvestasi pada aset Bitcoin atau Ethereum. Di Tanah Air, pengguna Luno mencapai 400 ribu, 60 persennya merupakan milenial. Rata-rata pembelian pertama aset mereka mencapai angka Rp500 ribu. (ali)
Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini
Para milenial dan gen Z tidak hanya mendapatkan wawasan berharga tentang 'food waste', tapi diajak mempelajari serta menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
