Akun Bos Twitter Diacak-acak, SMS jadi Tumbalnya

CEO Twitter, Jack Dorsey.
Sumber :
  • Washington Post

VIVA – Media sosial Twitter baru-baru ini menonaktifkan cuitan di platform mereka melalui SMS. Cuitan melalui layanan pesan pendek akhirnya jadi tumbalnya. Langkah ini buntut insiden peretasan pada akun bos Twitter, Jack Dorsey.  

Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya

"Kami mengambil langkah ini karena kerentanan yang harus ditangani oleh operator seluler dan ketergantungan kami pada nomor telepon yang ditautkan untuk autentikasi dua arah," demikian cuitan akun Twitter. 

Dilansir dari laman Digital Trends, Kamis 5 September 2019, tapi kamu jangan khawatir lho, fitur ini akan diaktifkan kembali setelah Twitter memperbaiki kerentanan itu sehingga bisa memberi pelayanan yang andal untuk konsumen. Dengan demikian kasus peretas mengacak-acak akun pengguna tak terjadi lagi.

Rektor UNU Gorontalo Diduga Lecehkan 12 Mahasiswi, Dosen dan Staf di Kampus

Keputusan menonaktifkan cuitan dari SMS ini dilakukan setelah pendiri Twitter mengalami peretasan. Ternyata, kasus tersebut bukan hanya melanda Dorsey saja, artis Chloe Grace Moretz juga mengalaminya hal yang sama sebelum insiden bos Twitter tersebut. Peretas menggunakan tagar #chucklingSquad saat beraksi mengacak-acak cuitan pengguna. 

Pada kasus peretasan akun Dorsey, peretas membuat cuitan rasis, mengatakan ada bom di kantor Twitter, dan seolah-olah membuat Dorsey memberikan sejumlah jaminan sosial. Saat ini cuitan kontroversial tersebut sudah dihapus. 

Heboh Kasus Korupsi Rp3.000 T dari Rafael Alun yang Mengalir ke 25 Artis, Begini Faktanya

Twitter telah mengendus bagaimana peretas beraksi. Peretas beraksi dengan menukar kartu SIM, selanjutnya mereka berusaha meyakinkan operator untuk memberikan nomor tersebut.

Platform berlogo burung itu memiliki kebijakan untuk membuat penggunanya bisa membuat cuitan melalui SMS. Pengguna harus memasukkan nomor telepon ke akun. Satu nomor hanya bisa digunakan untuk satu akun saja. Sebagian besar penggunanya berasal dari wilayah yang tidak mendapatkan layanan WiFi.

Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Indonesia pada kuartal I tahun 2024. Hingga Maret 2024, terdapat 43.271 orang yang menderita DBD dan 343 jiwa meregang nyawa.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024