Era Industri 4.0, Ratusan Pelajar Indonesia Bikin Robot Luar Biasa

Kompetisi Makex Indonesia International Robotic Competition 2019
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly Lala

VIVA – Pada era 4.0 mendatang, serbuan teknologi kemungkinan akan menggantikan banyak lapangan kerja. Melihat hal itu, pemerintah melalui institusi pendidikan teknologi digital, terus melakukan pelatihan software atau robotik untuk mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing di era tersebut.

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Salah satu pelatihan dilakukan Purwadhika Startup and Coding School bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Makeblock. Institusi dan produsen material robot ini, bersama-sama mengadakan Makex Indonesia International Robotic Competition 2019.

Kompetisi yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten ini, diikuti oleh ribuan pelajar di Indonesia yang siap bersaing menciptakan robot handal. Pada lomba kali ini, para peserta dari berbagai daerah itu, tidak diperbolehkan menciptakan robot yang biasa, melainkan diminta untuk menciptakan atau merakit robot yang mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan sistem program yang baik.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

"Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat luar biasa, bahkan pekerjaan yang biasa dikerjakan manusia, sekarang mulai beralih dikerjakan oleh digital workers. Melihat hal ini, membuat kita harus menyiapkan generasi muda yang mampu bersaing dengan teknologi. Di mana, mereka bukan hanya menjadi konsumen, tapi bisa menjadi produsen. Salah satunya dengan membuat problem solving robot," kata President Director Purwadhika Startup and Coding School, Purwa Hartono di Tangerang, Minggu 6 Oktober 2019.

Dalam lomba itu, para peserta harus merakit atau menciptakan robot menggunakan material yang telah disediakan penyelenggara. Tidak hanya itu, robot yang telah selesai dirakit, harus mampu menyelesaikan rute tantangan yang ditentukan penyelenggara. Penyelesaiannya pun harus menggunakan program.

Trent Alexander-Arnold Siap Bangkitkan Juara Liverpool

"Mereka bukan sekadar merakit robot, kemudian dikasih daya, lalu robotnya gerak-gerakan doang, itu sangat tidak masuk di kompetisi kami. Tapi, yang kami mau, setelah robot itu dirakit, robot itu bisa menyelesaikan rintangan yang kami berikan. Peserta pun harus menyelesaikan menggunakan program yang mereka ciptakan sendiri," ujarnya.

Ada beberapa rintangan yang harus ditaklukkan para peserta, seperti garbage area yang mana, robot tersebut harus mampu memindahkan miniatur sampah-sampah ke lokasi pembuangan menggunakan deteksi. Lalu ada, garden area yang mana, robot arus bisa membersihkan area kebun serta, dapat membantu melakukan penanaman pohon.

Salah satu anggota tim yang berasal dari Bina Bangsa School yakni, Michael mengatakan, dia dan rekannya membutuhkan waktu selama empat hari untuk bisa merakit hingga membuat program pada robot.

"Persiapan kami selama kurang lebih empat hari, yang paling dipikirkan itu adalah membuat software atau programnya, karena untuk program deteksi pada robot ini, harus dilakukan dengan benar dan tepat. Untuk robot yang kita ciptakan ini, salah satunya untuk rintangan yang garbage," ungkapnya.

Terdapat 130 tim yang ikut bertanding kemudian, akan dipilih 16 tim untuk memenangkan kompetisi tersebut dan dalam mewakili Indonesia dalam kompetisi robot di Cina pada Desember 2019.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya