Begini Cara TikTok Tangkal Hoax dan Pornografi di Platformnya

Aplikasi TikTok, salah satu anak usaha Bytedance Technology.
Sumber :
  • Yicai Global

VIVA – Aplikasi pembuat video pendek asal China, TikTok, menjamin jika platformnya terbebas dari konten hoax dan pornografi.

Profil Daud Kim YouTuber Korea yang Dituding Bangun Masjid Hanya Demi Konten

Head of Public Policy TikTok for Indonesia, Malaysia and Filipina, Donny Eryastha mengaku, saat ini selalu siap selama 24 jam memantau dan menghapus semua konten hoax dan pornografi yang diunggah pengguna di platformnya.

"Kami punya human reviewers dan machine learning (ML). Untuk konten pornografi atau video kekerasan, ML akan membacanya dan otomatis akan di-take down. Kalau konten hoax itu tugasnya human reviewers. Karena, hoax main kata-kata bukan gambar," kata Donny kepada VIVA, beberapa waktu lalu.

Manipulasi Putusan MK soal Pilpres Lalu Diunggah di Tiktok, Pria di Riau Diciduk Polisi

Ia melanjutkan, konten politik tidak terlalu banyak ada di platform TikTok. Sebab, pengguna melihat TikTok adalah aplikasi untuk hiburan. Dengan demikian, dari segi keamanan, orangtua tidak perlu khawatir jika seorang anak gemar menuangkan kreativitas di TikTok.

Sebab, sudah ada fitur penyaring yang bisa menjaga anak dari berbagai explicit content berbahaya. "Tapi, saya juga meminta, selain dari sistem kita, juga ada peran pengguna untuk lebih bisa proaktif dengan cara me-report user (pengguna) yang berbahaya," tuturnya.

WhatsApp Punya Fitur Menemukan Pesan dengan Cepat

Aksi kampanye anti-hoax di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sehingga, apabila pengguna menemukan konten yang tidak sesuai dengan panduan komunitas, maka bisa dilaporkan ke TikTok supaya bisa ditertibkan.

“Posisi kita jelas. Kalau ada pengguna yang coba-coba menyebar konten hoax dan pornografi di TikTok, langsung kita take down," tegas Donny.

Sebelumnya, TikTok membidik pangsa pasar usia 15-34 tahun di Indonesia. Karena, rentang usia itu merupakan usia generasi Z dan milenial yang mendominasi penggunaan internet.

Sementara itu, riset Mumbrella Asia menyebutkan bahwa pengguna hanya memiliki rentang waktu untuk memperhatikan secara penuh video pendek dengan durasi antara 8 sampai 15 detik.

Donny mengaku antusiasme tinggi pengguna TikTok dapat terjadi karena keunikannya yang menyajikan fitur video pendek maksimal 15 detik.

“Kami fokus pada video pendek 15 detik, karena berdasarkan riset, rentang perhatian (attention span) seseorang dalam menonton video makin pendek," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya