Survei: Perusahaan Indonesia Sudah Lebih Baik Respons Ancaman Siber

Cisco Asia Pasific rilis riset CISO Benchmark Study 2019
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Cisco 2019 Asia Pacific CISO Benchmark Study mengungkapkan perusahaan di Indonesia yang terkena dan menyelidiki ancaman siber. Hasilnya lumayan lho, kinerja perusahaan di Indonesia dalam merespons ancaman siber itu lebih baik dibandingkan negara lain di Asia Pasifik. 

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Studi itu mensurvei hampir 2000 profesional keamanan siber di seluruh kawasan Asia Pasifik. Dalam penelitian itu 48 persen perusahaan Indonesia menyelidiki ancaman dan 41 persen telah diatasi. Sedangkan perusahaan yang menerima sedangkan siber mencapai 41 persen terjadi di Asia Pasifik, dan dari angka tersebut 38 persen yang teratasi. 

Terungkap dari penelitian itu, 19 persen perusahaan di Indonesia mengalami downtime 24 jam atau lebih selama satu tahun terakhir, jumlah itu meningkat tajam dari 8 persen pada 2018. Sedangkan perusahaan-perusahaan di tingkat global 4 persen dan 23 persen untuk Asia Pasifik.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Dari segi kerugian keuangan juga terlihat perusahaan di Indonesia mengalami penurunan, yaitu 24 persen dari responden mengalami kerugian US$1 juta saat mengalami gangguan siber selama satu tahun terakhir. Angka ini juga menurun tajam dari tahun lalu sebanyak 54 persen.

"Ketika adopsi digital semakin berkembang di Indonesia, kami melihat kesadaran akan cybersecurity di kalangan bisnis makin meningkat. Hal ini sangat penting karena keberhasilan ekonomi digital sebagian besar bergantung pada kemampuan bisnis untuk mengatasi risiko dari cybersecurity,” ujar Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu dalam keterangannya, Rabu 27 November 2019

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Bagi perusahaan yang telah dapat melakukan itu, keamanan siber bukan lagi sebuah masalah. Menurutnya, cybersecurity perlu menjadi dasar dalam upaya mendigitalisasi apa pun. 

Dia mengungkapkan walau ada tren positif, namun masih ada pekerjaan rumah untuk memastikan setiap bisnis sudah siap saat mengalami gangguan tersebut. 

Penelitian ini menganalisis soal downtime perusahaan di Indonesia saat menghadapi pelanggaran keamanan siber. Penelitian ini menemukan downtime di Indonesia lebih lama dibandingkan rata-rata di tingkat regional dan global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya