Eselon III dan IV Diganti Robot AI, Awas Orang Bisa Salah Tangkap

Pelantikan pejabat eselon II dan II Kementerian ESDM
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Presiden Joko Widodo kembali menegaskan rencana pemerintah untuk memangkas struktur birokrasi. Serius dengan wacana tersebut, Jokowi mengaku telah memerintahkan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi untuk mengganti Eselon III dan Eselon IV dengan robot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemerintah Beri THR Lebaran bagi Warga Terdampak Bencana

Ide ini menjadi perhatian publik lho guys. Ada yang menilai wacana melibatkan robot AI sebagai pengganti pejabat eselon tersebut, kurang tepat alias ‘halu’. Sebagian lagi mendukung gagasan yang dinilai sebagai terobosan efektivitas birokrasi. 

Pengamat teknologi Heru Sutadi berpandangan, narasi penggantian Eselon III dan Eselon IV dengan kecerdasan buatan merupakan hal yang sah-sah saja. Menurutnya, hal perlu didalami adalah, peran mana dari eselon tersebut yang bakal digantikan kecerdasan buatan. 

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

"Kalau saya melihat, tidak ada hubungan langsung penghapusan Eselon III dan Eselon IV dengan AI. Dua isu yang sebaiknya dipisahkan agar orang tidak salah menangkap maksud perampingan birokrasi," jelas pria yang menjabat Executive Director Indonesia ICT Institute tersebut. 

Heru mengatakan, potensi publik salah tangkap wacana itu bisa terjadi, mengingat perkembangan teknologi AI di Indonesia masih dalam tahap awal atau dalam proses adopsi teknologi. 

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

"Narasi dalam konteks perampingan birokrasi dengan menghilangkan Eselon III dan Eselon IV kemudian digantikan kecerdasan buatan tidak pas, karena terlihat berbeda arah tujuannya," jelasnya.

Dalam masa awal, AI digunakan dalam analisis data yang diolah big data. Sementara pemanfaatan kecerdasan buatan itu sejatinya bisa lebih luas dan banyak sektor. Namun demikian, Heru mengatakan, diakui atau tidak, tak semua masyarakat bakal masuk dalam implementasi industri 4.0. 

"Masyarakat kita masih beragam, ada yang masih berburu, bertani, ada yang masuki era digital," ujarnya. 

Catatan lainnya, kata Heru, saat ini teknologi maupun alat kecerdasan buatan masih dikuasai dari produk luar Indonesia. Makanya atas wacana pemerintah ingin memangkas dua eselon itu, Heru mengatakan saat ini menjadi momentum untuk pengembangan AI lokal. 

"Bahkan seyogyanya Eselon III dan IV yang belajar menggunakan AI dengan mengembangkan pemanfaatan berdasar kebutuhan masih-masing lembaga," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya