AS Punya Pasukan Luar Angkasa, Rusia Mau Bikin Markas Militer di Bulan

Ilustrasi markas militer di Bulan.
Sumber :
  • ancient-code.com

VIVA – Amerika Serikat (AS) boleh saja punya Pasukan Luar Angkasa. Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, justru mau mendirikan observatorium, nama samaran dari markas militer, di Kutub Selatan Bulan untuk mengawasi setiap pergerakan asteroid yang ingin menabrak Bumi.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Mengutip situs Futurism, Senin, 23 Desember 2019, Rusia diketahui sudah lama ingin membangun markas militernya di Bulan. Namun, Rusia tidak sendirian menjadi penjaga Bumi di Bulan. Ada pula China dan AS yang memiliki tujuan yang sama.

Nantinya, obervatorium ini akan mencakup serangkaian teleskop khusus untuk melacak puluhan batu raksasa yang melayang di ruang angkasa. Sebelumnya, Rusia juga telah memindai asteroid yang mendekati Bumi sejak 2016.

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

Direktur Eksekutif Roscosmos untuk Sains dan Program Luar Angkasa Jangka Panjang, Alexander Bloshenko mengatakan, bahwa ide ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya asteroid yang ingin menabrak Bumi.

"Kami ingin mempelajari ruang angkasa secara mendalam. Teleskop khusus ini nanti fungsinya untuk melacak asteroid dan komet yang menimbulkan ancaman bagi Bumi," tuturnya.

Luar Dalam Bulan Akhirnya Terkuak

Bloshenko mengaku memilih lokasi Kutub Selatan untuk mendirikan markas militer supaya mendapatkan cukup cahaya untuk panel surya serta kawah yang selalu dibayangi dengan cadangan es sebagai bahan bakar dan bahan baku.

"Kami tidak berharap proyek ini dikomersialkan supaya membawa nilai ilmiah dan menjadi instrumen penting dalam mempertahankan Bumi dari serangan asteroid," tegas dia.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump menandatangani aturan soal pembentukan Pasukan Luar Angkasa atau Pasukan Antariksa. Nantinya, pasukan yang masih bagian dari Pentagon atau Departemen Pertahanan AS ini bisa dikerahkan dalam pertempuran di luar angkasa.

Pembentukan ini mewujudkan perintah ambisius Trump yang dikeluarkan pada Juni 2018. Pasukan Luar Angkasa AS ini resmi terbentuk saat Trump menandatangani anggaran militer tahunan, Undang-undang (UU) Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) pada Jumat, 20 Desember pekan lalu.

UU ini mengatur anggaran sebesar US$738 miliar (Rp10.157 triliun) untuk pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS di tahun depan.

NDAA akan membentuk satuan militer keenam di bawah Departemen Pertahanan AS, yang sama kedudukannya dengan lima satuan militer yang sudah ada, yakni Angkatan Darat (US Army), Angkatan Laut (US Navy), Angkatan Udara (US Air Force), Marinir dan Patroli Pantai AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya