Facebook Pasang Iklan di WhatsApp, Bakal Untung atau Buntung?

WhatsApp
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pemilik Facebook sekaligus WhatsApp, Mark Zuckerberg, tampaknya masih bersikukuh akan memasang iklan di kolom Status aplikasi pesan instan paling laku di dunia tersebut.

WhatsApp Allows Users to Pin Multiple Messages in a Chat

Lewat 'tangan kanannya' Vice President WhatsApp, Chris Daniels, menyebut bahwa konsep ini mirip dengan apa yang diterapkan Facebook anak usaha lainya, Instagram.

Dikutip dari laman The Sun, Senin, 13 Januari 2020, meskipun belum ada waktu pasti tentang kapan dan harga yang diterapkan untuk iklan di WhatsApp, namun rumor ini membuat para penggunanya gusar.

Shopee Rilis Iklan Terbaru Garansi Tepat Waktu, Dibintangi Penyanyi Kenamaan Vidi Aldiano

"Kami akan menempatkan iklan di kolom Status. Ini akan jadi mode monetisasi utama bagi kami sekaligus peluang bisnis dalam menjangkau pengguna WhatsApp," ujarnya, lewat akun Twitter-nya.

Tak ayal, kebijakan ini seperti dua sisi mata uang. Satu sisi berpotensi menambang pundi-pundi keuangan bagi Facebook, tapi sisi lain, pengguna yang tidak setuju mengancam akan hengkang ke Telegram.

WhatsApp Dongkrak Kemampuan Fitur Ini

Status ads atau iklan ini rencananya diluncurkan pada tahun ini, sekaligus menjadi pertanda atas perubahan besar untuk WhatsApp, di mana sebelumnya mereka dikenal dengan janji untuk tidak menayangkan iklan di platform tersebut pasca diakuisisi oleh Facebook.

Menurut pengamat media sosial, Matt Navarra, tidak hanya mengancam hengkang tetapi sejumlah pengguna sampai rela membayar biaya langganan hingga US$50 (Rp673 ribuan) per tahun daripada harus melihat iklan di WhatsApp.

"Keputusan Fecebook ini tentu saja bisa menjadi bumerang. Bisa mendatangkan keuntungan untuk perusahaan, tapi bisa juga bikin buntung (merugikan) mereka (Facebook), karena membuat pengguna tidak nyaman dan berpaling ke platform gratis lainnya," jelas Navarra.

Rencana iklan ini telah menimbulkan perpecahan yang dramatis antara duet pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, dengan Mark Zuckerberg.

Mereka meninggalkan WhatsApp setelah Facebook mulai menjalankan strategi bisnisnya, yang mana bertentangan dengan perjanjian lama mereka. Ide pasang iklan di WhatsApp ini dikenalkan pada konferensi FMS19 di Berlin, Jerman, tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya