- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA – Pemenang Free Fire World Cup 2019, Muhammad Manay Farchan Ridha, mengaku memiliki jalan terjal untuk menuju posisinya saat ini. Bahkan, ia mengaku, saat memulai karirnya sebagai tim eSports profesional, dirinya masih menggunakan smartphone ala kadarnya.
"HP saya dulu kentang banget, retak. Pas, pertama turnamen itu 'kram' enggak bisa ngapa-ngapain. Akhirnya kalah," kata dia kepada VIVA, Selasa, 14 Januari 2020.
HP kentang adalah smartphone dengan spesifikasi yang super pas-pasan dan termasuk dalam kategori murah.
Biasanya, pemilik HP kentang ini tidak dibatasi oleh umur dan pekerjaan. Tapi pada umumnya, mereka yang sering mengeluh dan kesal karena memiliki HP kentang adalah para gamer.
Meskipun kalah, tapi Manay, sapaan akrabnya, bersama tim tetap mencoba lagi. Sampai akhirnya ada seseorang yang berbaik hati meminjamkan smartphone yang cukup mumpuni dan timnya bisa berhasil menang di beberapa turnamen eSports.
Manay, yang kini anggota Evos eSports, mengaku memanfaatkan hadiahnya untuk menabung dan investasi. Selain mendapatkan materi, Manay juga mengaku mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran di dunia eSports.
Ia sudah berkecimpung di dunia gamer sejak SMP. Saat itu dirinya masih bermain di warung internet, sampai kemudian ikut komunitas regional di Bogor dan Jakarta.
"Dari situ ikut semua turnamen regional. Terus Garena bikin turnamen besar. Kita masuk final dan juara. Sampai akhirnya kita jadi wakil Indonesia di Free Fire World Cup 2019," tegasnya.
Manay dan timnya berhasil menyabet kejuaraan di event Free Fire Indonesia Masters S1, Free Fire World Cup 2019, juara kedua Free Fire Summer League dan juara kedua Free Fire Asia Invitational.
