Oksigen akan Tersedia di Bulan

Foto Bulan.
Sumber :
  • Instagram/@jokijeffry

VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana membangun sebuah pangkalan di Bulan. Untuk mendukung pembangunan proyek tersebut maka akan dibangun pabrik oksigen.

RSUD Bayu Asih Purwakarta Klarifikasi Sangkaan Penolakan Penanganan Bayi Prematur

Tujuannya agar para astronaut tidak membawa semua kebutuhannya selama perjalanan dari Bumi ke Bulan, sehingga mereka memanfaatkan sumber daya yang ada di sana.

Dilansir dari situs BGR, Kamis, 23 Januari 2020, Badan Antariksa Eropa atau ESA yang akan berkontribusi membangun pabrik oksigen. Pabrik ini nantinya akan memproduksi oksigen menggunakan bahan-bahan di Bulan, dengan syarat, lulus uji coba.

UFO Terpantau Lagi Keliling Bulan

Jika oksigen tersedia di Bulan maka bisa menghasilkan manfaat yang potensial. Oksigen tidak hanya digunakan untuk menciptakan udara agar astronaut bisa bernafas tetapi bisa sebagai bahan untuk produksi bahan bakar ke depannya.

Lantas, dari mana oksigen akan dibuat di Bulan? Badan Antariksa Eropa (ESA) ingin mengubah debu di Bulan atau regolith menjadi oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh para astronaut.

Mitos Seputar Gerhana Matahari Total, Hanya 1 yang Benar

Regolith Bulan diketahui mengandung sekitar 40 hingga 50 persen berat oksigen tapi terikat dalam bentuk oksida, sehingga tidak bisa langsung digunakan.

Para peneliti di European Space Research and Technology Centre (ESTEC) telah menyelidiki cara untuk mengekstrasi oksigen ini menggunakan teknik yang disebut elektrolisis garam cair.

Regolith ditempatkan dalam keranjang pada suhu tinggi atau mencapai 950 derajat celcius. Kemudian, arus listrik dilewatkan melalui keranjang sehingga oksigen bisa diekstrasi.

Menurut Beth Lomax dari University of Glasgow, Skotlandia, melalui berbagai rangkaian penelitian yang membutuhkan waktu lama, tentunya manusia memerlukan oksigen sebagai syarat utamanya untuk bertahan hidup di ruang hampa seperti di Bulan.

"Memiliki pabrik oksigen memungkinkan kami bisa fokus untuk memproduksi dan mengukurnya dengan spektrometer massa saat diektraksi dari simulan regolith," kata Beth, menegaskan.

Oleh karena itu, para ilmuwan harus mendesain ulang metode ke versi ESTEC agar bisa memiliki oksigen yang tersedia untuk diukur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya