Google Trends Sebut Pamor Minuman Beralkohol Naik akibat Virus Corona

Positif terkena Virus Corona.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Google Trends menyebut minuman beralkohol ikut terdongkrak pamornya gara-gara Virus Corona (Coronavirus/nCov). Minuman tersebut namanya Bir Corona yang berasal dari Meksiko. Google Trends juga mencatat jika ada kenaikan signifikan mengenai Virus Corona di mesin pencarian mereka.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dalam akun Twitternya dinyatakan bahwa pencarian soal wabah tersebut menanjak lebih dari 1.050 persen pada minggu ini. "Minat pencarian global untuk 'Coronavirus symptons' melonjak tajam sebesar 1.050 persen di minggu ini. Berikut pencarian teratas selama 24 jam terakhir," tulis akun @GoogleTrends, dikutip VIVA, Kamis, 30 Januari 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Google Trends menyertai lima pertanyaan yang dicari penggunanya. Salah satunya mengenai apa itu Coronavirus (What is coronavirus?). Untuk empat pertanyaan lainnya mengenai adanya risiko kematian (Is Coronavirus deadly?), bagaimana cara mencegah Coronavirus? (How to prevent Coronavirus?).

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

Kemudian, bagaimana cara Coronavirus menyebar (How does Coronavirus spread?), dan dari mana Coronavirus berasal? (Where does Coronavirus come from?). Namun, di balik informasi tersebut, terselip informasi cukup mengejutkan.

Dikutip dari situs USA Today, banyak orang yang mengira virus tersebut terkait dengan Bir Corona. Pencarian minuman beralkohol asal Meksiko itu ternyata ikut mengalami kenaikan selama sepekan terakhir.

Hal tersebut berbarengan dengan istilah 'Corona beer virus' dan 'beer virus'. Tercatat, jika di Amerika Serikat (AS), untuk Google Trends ada 57 persen yang mencari istilah 'beer virus' dan sisanya pencarian mengenai 'Corona beer virus'.

Sementara itu, raksasa teknologi AS, Apple, terpaksa menutup sementara waktu tiga toko retailnya di China, dengan alasan melindungi karyawan dari Virus Corona.

Apple

Dikutip laman Business Insider, tiga toko Apple yang ditutup adalah toko Rainbow City di Distrik Nanjing, Tahoe Plaza di Fuzhou, dan Vientiane City di Qingdao.

Untuk Rainbow City dan Tahoe Plaza ditutup hingga 2 Februari 2020 dan kembali buka keesokan hari. Adapun toko Vientiane City di Qingdao akan ditutup hingga 3 Februari dan buka kembali satu hari setelahnya.

CEO Apple, Tim Cook, mengaku melakukan pengecekan suhu badan karyawan dan membatasi perjalanan ke China untuk situasi yang dikatakan kritis ini.

"Dampak penyebaran Virus Corona tentu ada dampak tidak pasti terhadap bisnis Apple. Kisaran pendapatan kuartal II 2020 kami perkirakan antara US$63 miliar ke US$67 miliar," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya