Menkominfo Dibully Warganet di Twitter

Tweet di Twitter.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi dibully warganet di Twitter lantaran membuat kesalahan. Ia memposting gambar pakaian astronot dengan bendera Iran di media sosial berlambang burung biru itu.

Kontroversi Hasyakyla Kakak Adhisty Zara Dari Perseteruan dengan Adik hingga ngaku Nyetir Saat Mabuk

Mengutip situs Times of Israel, Kamis, 13 Februari 2020, foto ini menimbulkan kegemparan dan banyak warga Iran memberi komentar tentang pakaian palsu tersebut. Benar saja, ternyata pakaian astronot itu milik Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Amerika Serikat.

Jahromi kemudian meminta maaf karena telah memposting foto palsu yang sebenarnya dalam rangka mempromosikan program luar angkasa berawak Iran. Ia mengklaim jika tim periklanannya telah salah memilih gambar. Kini postingan tersebut telah dihapus.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

Shopee Rilis Iklan Terbaru Garansi Tepat Waktu, Dibintangi Penyanyi Kenamaan Vidi Aldiano

Kesalahan ini berbarengan dengan gagalnya roket Iran dalam menempatkan satelit ke orbit. Sebelumnya telah dilakukan dua peluncuran percobaan pada tahun lalu Satelit Payam dan Doosto yang kemudian gagal. Lalu, pada Agustus tahun lalu roket mereka juga meledak.

Ditambah lagi ada kebakaran di Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini pada Februari 2019 yang menewaskan tiga peneliti. Saat itu, Jahromi kembali menuai sensasi dengan membandingkan kegagalan negaranya dengan kegagalan di AS. Ia bersikeras bahwa program luar angkasa Iran tidak bisa dihentikan.

Peluncuran tersebut gagal, padahal sudah direncanakan menjelang perayaan Revolusi Islam. Negeri Mullah itu diketahui rutin mengungkap pencapaian mereka di bidang teknologi untuk angkatan bersenjata, program luar angkasa, dan pengembangan nuklir.

Sebelumnya diberitakan bahwa hubungan AS dan Iran bertambah panas ketika pembunuhan Komandan Pasukan Khusus Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, oleh serangan rudal milik Amerika Serikat (AS) yang ditembakkan dari pesawat nirawak (drone), menyebabkan Iran berang dan melakukan serangan pembalasan ke pangkalan militer AS di Irak.

Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang berdampak luas. Siapa yang kalah atau menang dalam krisis ini dapat berubah dengan cepat tergantung apa yang akan dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Meskipun kehilangan seorang pemimpin militer yang berpengaruh, kematian Qassem Soleimani dapat menguntungkan Iran untuk jangka pendek.

Kematian pimpinan pasukan khusus Iran, Quds, dan prosesi pemakaman yang begitu masif, memungkinkan Teheran mengalihkan perhatian publik dari penumpasan terhadap protes-protes sehubungan dengan kenaikan harga minyak pada November 2019.

Iran mempunyai kesempatan menunjukkan kemampuan bersatu pada saat krisis, mempersatukan elite politik yang selama ini terpecah belah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya