Pelajari Asal Usul Mars, Ini yang Diamati Ilmuwan di Bumi

Ilustrasi permukaan Planet Mars.
Sumber :
  • www.pixabay.com/ChadoNihi

VIVA – Asal usul terbentuknya Planet Mars yang dahulu pernah diungkapkan oleh ilmuwan ada kemungkinan salah ditelaah. Menurut studi terbaru bahwa planet merah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbentuk dan memiliki pembentukan dengan cara yang tidak terduga.

Kerusakan Iklim dan Alam Jadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Al Quran dan Sains

Dikutip dari situs Independent, Kamis, 13 Februari 2020, sebenarnya sulit mengetahui bagaimana tetangga Bumi itu terbentuk karena banyaknya tabrakan pada masa awal Tata Surya. Saat ini bukti miliaran tahun silam itu telah terhapus.

Ilmuwan kemudian mempelajari batu-batuan milik Planet Mars di Bumi. Mereka kemudian menemukan beberapa kisah tentang sejarah awal Mars terbentuk. Planet ternyata sudah terbentuk jauh dari apa yang sebelumnya diperkirakan dan telah banyak dibombardir protoplanet kecil ketika awal terbentuk.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa Mars akan tumbuh pesat setelah 2-4 juta tahun keberadaan Tata Surya. Namun ternyata apa yang terbentuk itu kembali hancur karena tabrakan pada sejarah sebelumnya, dan baru akan terbentuk setelah 20 juta tahun.

Meteorit di Bumi jumlahnya mencapai 61 ribu, dan 200 di antaranya telah bertamu ke Mars. Benda yang ditemukan itu kemungkinan telah lebih dulu datang dari Mars selama mereka mengalami tabrakan.

BMKG: Kalimantan Diguncang Tujuh Kali Gempa pada 29 Maret-4 April 2024

Pada batu-batuan itu ilmuwan menemukan unsur-unsur zat seperti tungsten atau logam langka dan platinum. Unsur kimia itu biasanya akan berjalan menuju ujung planet dan ke inti saat planet terbentuk. Penemuan ini menunjukan bahwa planet terkena planetesimal,

"Kami tahu Planet Mars menerima unsur-unsur seperti platinum dan emas pada masa awalnya karena tabrakan besar. Untuk menyelidiki proses pembentukannya, kami melakukan simulasi dampak partikel hidrodinamika yang dihaluskan," ujar penulis makalah Simone Marchi.

Berdasarkan model yang mereka buat tabrakan awal menghasilkan heterogen. Pandangan baru ini tentu berbeda dengan apa yang ditemukan ilmuwan sebelumnya. Studi mereka bisa menjadi bias karena terbatasnya meteorit yang bisa dipelajari.

Para peneliti berharap misi Mars di masa depan bisa kembali membawa batu dari sana untuk diteliti di Bumi, karena untuk memahami Mars sepenuhnya, peneliti harus memahami soal tabrakan awal di sana dan senggolan yang paling energik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya