Huawei Difitnah, CIA Kena Getah

CIA.
Sumber :
  • WSAW

VIVA – Raksasa teknologi China, Huawei, terus-menerus difitnah lantaran mengancam keamanan teknologi lewat jaringan 5G oleh Amerika Serikat (AS). Tapi, kini justru badan intelijen mereka, CIA, yang kena getah.

Laptop yang Bisa Menangkap Sinyal WiFi Ratusan Meter Dijual di Indonesia

Sebab, CIA bersama Badan Intelijen Jerman (BND) terbukti mengetahui seluruh percakapan rahasia sejumlah negara di dunia melalui alat komunikasi rahasia buatan perusahaan Swiss, Crypto AG.

Menurut Neil Clark, terkuak sudah jika CIA berada di belakang Crypto AG. Badan intelijen yang bermarkas di Langley itu seperti tidak puas kalau tidak kepo sama urusan dalam negeri negeri lain.

Menuju IKN Cerdas: BSSN-Huawei TechDay 2024 Perkuat Ekosistem Digital Indonesia

Hal ini pula yang mengingatkan kita akan pernyataan Presiden AS George Walker Bush ketika mau menyerang Afghanistan pada 2001, 'you're either with us, or against us' (Anda bersama kami atau Anda musuh kami).

Huawei.

Debut Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition di Indonesia

"Tidak hanya pengungkapan perusahaan Crypto yang membuat kita (harusnya) lebih sadar akan jangkauan CIA yang sangat luas. Kelakuan CIA ini juga membuat mata kita terbuka mengapa Amerika begitu gencar menolak perusahaan-perusahaan teknologi China dan Rusia mengembangkan jaringan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi barunya, seperti teknologi 5G," ungkap pria yang berprofesi sebagai wartawan, penulis dan bloger, dikutip dari Russia Today, Senin, 17 Februari 2020.

Clark lalu mencontohkan perusahaan antivirus Rusia, Kaspersky dan Huawei, di mana keduanya kena sanksi dan dilarang masuk ke jaringan kementerian/lembaga di pemerintahan AS. Parahnya lagi, AS menyerukan kepada para sekutunya agar tidak menggandeng Huawei dalam mengembangkan teknologi 5G.

"Mereka (AS) selalu mendengungkan bahaya peretasan yang dilakukan Huawei. Nah, kalau begitu, bagaimana CIA dengan Crypto AG?" tegasnya. Bahkan, Wall Street Journal mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan kalau Huawei sudah memiliki kemampuan meretas selama lebih dari satu dekade.

Clark kemudian menyebut apa yang diumbar Amerika justru kebalikannya. "Begini, kalau memang apa yang disampaikan Amerika itu benar adanya, saya yakin itu karena China mengikuti jejak mereka (AS) yang sudah melakukannya selama berpuluh tahun. Apa itu? Memata-matai negara melalui pintu belakang," tutur dia.

Perusahaan Crypto AG.

Seperti diketahui, Crypto AG adalah perusahaan yang selama ini dikenal menggeluti bidang keamanan data dengan teknologi enkripsi canggih. Alat komunikasi rahasia itu digunakan untuk mengirim informasi militer dan diplomatik menggunakan kode-kode yang sudah terenkripsi atau dilindungi oleh sandi.

Akan tetapi, CIA dan BND berhasil menyadap dan memiliki kunci enkripsi alat tersebut, sehingga selama bertahun-tahun berhasil mencuri informasi rahasia negara-negara yang menggunakan perangkat buatan Crypto AG tersebut.

Lewat perusahaan ini pula, CIA mengetahui dan memegang seluruh percakapan rahasia sejumlah pemerintahan negara di dunia. Dengan kata lain, CIA dan BND tidak saja berhasil mencuri rahasia ratusan negara menggunakan perangkat itu tetapi juga memperoleh keuntungan finansial darinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya