Media Sosial Ternyata Bikin Koruptor Sulit Ditangkap

Rancangan baju tersangka koruptor.
Sumber :
  • wordpress.com

VIVA – Koruptor sulit ditangkap gara-gara tidak main di media sosial. Hal ini diungkapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengaku belum berhasil menangkap buronan politikus PDIP Harun Masiku.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Nobar Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan kesulitan mereka menangkap Harun karena tidak terdeteksi memakai ponsel selama persembunyiannya.

"Jika seseorang menggunakan hape itu sangat mudah sekali (dilacak). Atau menggunakan media sosial, itu mudah sekali. Faktanya kan tak seperti itu," kata dia di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Heru Budi Bakal Tingkatkan Pengawasan Buntut Kasatpel Numpang Mobil Dishub ke Puncak

Meski demikian, Ali menyatakan bahwa KPK dengan bantuan Polri untuk terus mencari Harun Masiku. Ia juga menyebut KPK akan mencoba mendatangi lokasi-lokasi yang dicurigai menjadi persembunyian Harun. "Ada titik-titik yang perlu kami datangi," tuturnya.

Ali memastikan KPK akan menyeret Harun ke rumah tahanan atau rutan nantinya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Namun, ia enggan berspekulasi kapan bisa menangkap tersangka dugaan suap pengurusan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR dari partai berlambang banteng tersebut.

Keluarga Tegaskan Lettu Agam Tak Pernah Lakukan Kekerasan Fisik ke Istrinya

"Saya yakin dan KPK berkomitmen menemukan tersangka karena itu kami berkepentingan selesaikan berkas perkara agar bisa dilimpahkan ke (Pengadilan) Tipikor," tegas Ali.

Sebelumnya, tim Investigasi simpang siurnya informasi mengenai kedatangan politikus PDIP yang juga tersangka suap Harun Masiku telah rampung bekerja.

Selama hampir 3 pekan bekerja, tim yang terdiri dari unsur BSSN, Bareskrim Polri, Kominfo dan Kemenkumham menemukan ada kesalahan dalam konfigurasi uniform resource locator (URL) pada personal computer (PC) di konter Imigrasi kedatangan Terminal 2 F Bandara Soekarno-Hatta.

Akibatnya, data perlintasan Harun di PC konter tidak terkirim ke server lokal Bandara Soekarno-Hatta dan server Pusat Data Keimigrasian (Pusdakim) di Ditjen Imigrasi.

Ketidaksinkronan data tersebut dikatakan terjadi sejak 23 Desember 2019 atau saat peningkatan SIMKIM di Terminal 2F hingga 10 Januari 2020.

Dengan demikian, tak hanya data perlintasan Harun Masiku yang tak terdata server Pusdakim, melainkan juga terdapt sekitar 120.661 data perlintasan orang di Terminal 2 F Bandara Soekarno-Hatta yang tidak terkirim ke server lokal dan server pusat SIMKIM di Ditjen Imigrasi.

"Diketahui bahwa sejak tanggal 23 Desember 2019 hingga 10 Januari 2020 terdapat 120.661 data perlintasan orang dari Terminal 2F yang tidak terkirim ke server lokal dan server Pusdakim di Ditjen Imigrasi termasuk di dalamnya data perlintasan atas nama Harun Masiku," kata Anggota Tim investigasi, Syofian Kurniawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya