Oksigen Ditemukan di Galaksi Terjauh dari Bumi

Lubang hitam (black hole) di pusat Galaksi Bima Sakti.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para ilmuwan luar angkasa telah mendeteksi adanya molekul oksigen di Galaksi terjauh dari Bumi. Ini yang kali ketiga oksigen terdeteksi di luar Tata Surya, dan yang pertama kali ditemukan di luar Galaksi Bima Sakti.

Kerusakan Iklim dan Alam Jadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Al Quran dan Sains

Seperti diketahui, oksigen adalah unsur ketiga yang paling melimpah, selain hidrogen alami dan helium di alam semesta. Dengan begitu, kandungan kimia dan kelimpahannya di langit antarbintang menjadi penting untuk memahami peran gas molekuler dalam galaksi.

Ilmuwan ini terus-menerus mencari oksigen dengan menggunakan astronomi milimeter yang mendeteksi panjang gelombang radio yang dipancarkan oleh molekul.

RSUD Bayu Asih Purwakarta Klarifikasi Sangkaan Penolakan Penanganan Bayi Prematur

Pencarian juga dilakukan menggunakan spektroskopi untuk menganalisis spektrum mencari panjang gelombang yang diserap atau dipancarkan molekul tertentu, seperti dikutip dari New York Post, Jumat, 21 Februari 2020.

"Tapi pencarian ini telah menunjukkan kurangnya molekul oksigen. Artinya, gambaran komprehensif kimia oksigen di lingkungan antarbintang yang berbeda masih hilang," kata Astronom Junzhi Wang dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Menurutnya, satu tempat oksigen molekuler terdeteksi adalah Orion Nebula. Temuan ini telah dihipotesiskan bahwa di luar angkasa oksigen terikat dengan hidrogen dalam bentuk es yang menempel pada butiran debu.

Akan tetapi Orion Nebula adalah tempat pembentukan bintang sehingga kemungkinan oksigen itu ditimbulkan dari radiasi intens antara bintang muda yang sangat panas dengan air menjadi sublimasi dan memecah molekul-molekul.

Pada akhirnya, Wang bersama para astronom lainnya menduga oksigen itu berasal dari sebuah galaksi yang disebut Markarian 231. Galaksi ini jaraknya 561 juta tahun cahaya dan ditenagai oleh quasar.

"Kami memperkirakan Markarian 231 memiliki dua lubang hitam atau black hole supermasif aktif di pusatnya yang berputar di sekitar satu sama lain pada tingkat yang sangat tinggi," ungkapnya.

Ia melanjutkan, inti galaksi aktif ini mendorong aliran molekul yang menghasilkan guncangan terus-menerus dari jenis yang mungkin melepaskan oksigen dari air.

"Emisi O2 yang terdeteksi terletak di daerah sekitar 10 kpc (32.615 tahun cahaya) dari pusat Markarian 231 dan dapat disebabkan oleh interaksi antara aliran keluar molekul yang digerakkan nukleus aktif galaksi dan awan molekul cakram luar," tutur Wang.

Pengukuran ini juga mengungkapkan bahwa kelimpahan oksigen dibandingkan dengan hidrogen adalah sekitar 100 kali lebih tinggi daripada yang ditemukan di Orion Nebula, sehingga galaksi dapat mengalami versi yang lebih intens dari proses pemisahan molekul yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya